Selasa, 31 Agustus 2010
KOPI BIKIN JRENG ADAKAH IJIN DEPKES NYA
Adanya catatan "Membantu meningkatkan respon seksual", dan "Untuk penderita tekanan darah tinggi, gangguan jantung, dan stroke dikonsultasikan dahulu dengan ahli atau dokter. Tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan anak-anak di bawah umur", pada kemasan kopi, patut dicurigai. Apa isi kopi itu?
"Belum lama ini saya ditawari kopi yang dikemas bagus. Penjualnya mengatakan, kopi tersebut membuat lebih bagus kalau berhubungan seks. Karena penasaran, saya beli satu kotak.
Di kotaknya antara lain tertulis: 'Membantu meningkatkan respon seksual'. Ada juga bagian perhatian: 'Untuk penderita tekanan darah tinggi, gangguan jantung, dan stroke dikonsultasikan dahulu dengan ahli atau dokter. Tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan anak-anak di bawah umur'.
Terus terang saya jadi takut meminumnya, walau sudah ada izin Depkes. Disebutkan juga kopi itu formula dari Thailand. Mohon penjelasan, apa ada kopi yang dapat menyebabkan berhubungan seks lebih bagus. Apa arti membantu meningkatkan respon seksual?"
A.T, Jakarta
Ada kejanggalan
Paling sedikit ada dua kejanggalan kalau membaca catatan pada bungkus kopi seperti yang Anda sampaikan di atas. Pertama, adanya catatan dan perhatian yang tertulis dalam kemasan.
Kejanggalan ini mestinya cukup mengganggu karena dicantumkan pada kemasan kopi, yang pada umumnya boleh dikonsumsi oleh siapa saja, termasuk yang mengalami darah tinggi, bahkan wanita hamil.
Dengan catatan dan peringatn seperti itu, berarti kopi yang Anda beli bukanlah kopi yang umumnya dijual dan menjadi minuman sehari-hari. Pasti kopi itu dicampur bahan tertentu, apalagi jelas dikaitkan dengan respon seksual. Masalahnya, bahan apa yang dicampur dalam kopi yang mendapat izin Depkes itu?
Alangkah beresiko meminum kopi yang tidak biasa itu. Apa jadinya kalau seseorang minum kopi itu, padahal dia tidak tahu dirinya mengalami tekanan darah tinggi? Alangkah riskan kalau kopi seperti itu dijual bebas, sekalipun telah mendapat izin Depkes.
Penggunaan istilah "respon seksual" juga mengundang pertanyaan. Istilah respon atau reaksi seksual sebenarnya menunjukkan reaksi fisik dan psikis terhadap rangsangan seksual. Reaksi seksual terdiri atas empat fase, yaitu fase rangsangan, fase datar, fase orgasme, dan fase resolusi.
Kalau kopi disebut meningkatkan respon seksual, pertanyaannya, pada fase yang mana? Apakah pada semua fase terjadi peningkatan setelah minum kopi itu? Satu hal yang pasti, kalau hanya kopi, tidak akan terjadi peningkatan seperti yang tercantum pada kotaknya. Jadi kalau benar, pasti dicampur suatu bahan yang berpengaruh terhadap fungsi seksual.
Selanjutnya akan muncul pertanyaan lagi, apakah sebegitu cepat reaksi kopi itu meningkatkan respon sekual? Kalau reaksinya cepat, berarti kopi itu dicampur bahan lain yang bereaksi segera atau instan. Saya pikir pihak Depkes perlu memberi perhatian khusus pada produk seperti ini, walaupun terdaftar sebagai minuman.
Konsultasi dijawab oleh Prof.Dr.dr.Wimpie Pangkahila, Sp.And
Jika ukuran penis Anda 8-9cm ketika ereksi, maka Anda berada dalam kategori normal. Hingga kini, belum ada metode yang terbukti secara ilmiah dapat membuat penis lebih panjang dan besar, kecuali melalui operasi.
Maksud hati mau membuat gairah suami berkobar lagi, ia melakukan operasi vagina. Eh, suami malah tertawa, dan tetap saja malas berhubungan intim. Mengapa vaginoplasty tidak dapat menjadi solusi?
“Saya ingin mendapat saran atau jalan keluar dari masalah saya dengan suami. Saya seorang istri dan telah mempunyai 3 anak.
Sejak enam tahun lalu saya merasa hubungan dengan suami tidak harmonis lagi. Suami sepertinya enggan menyentuh saya. Dia jarang mau memulai berhubungan seks. Kalau saya minta, kadang-kadang dia tolak. Katanya sedang banyak pekerjaan, jadi tidak ingin melakukan.
Melihat keadaan itu, saya berusaha mengoreksi diri. Saya berusaha tampil rapi, harum, dan menarik di depan dia. Saya bahkan sudah melakukan vaginoplasty di Singapura dengan sepengetahuan suami. Pada mulanya waktu saya beritahu ingin vaginoplasty, suami mengatakan untuk apa. Waktu saya jawab untuk memuaskan dia, suami hanya tertawa.
Sesudah vaginoplasty, tidak ada perubahan pada suami. Dia tetap seperti malas atau enggan melakukan hubungan seks. Setelah saya ganggu apa tidak ingin coba hasil vaginoplasty, barulah dia mau melakukan. Namun, selanjutnya suasana kembali seperti biasa, dia tetap dingin.
Mohon saran atau penjelasan apa yang harus saya lakukan menghadapi suami? Mengapa setelah vaginoplasty, suami tidak berubah lebih bergairah? Apa vaginoplasty-nya salah sehingga tidak dirasakan ada perubahan oleh suami?
Apa lagi yang bisa saya lakukan kalau vaginoplasty saja tidak mengubah suami?”
S.T., Jakarta
Kurang informasi
Saya pikir Anda harus menjawab pertanyaan saya, mengapa Anda memutuskan untuk vaginoplasty dan siapa yang menyuruh Anda? Pertanyaan ini perlu saya sampaikan karena saya mendapat kesan Anda menganggap dengan vaginoplasty masalah dengan suami pasti beres.
Padahal masalah seksual yang Anda alami dengan suami belum tentu berkaitan dengan keadaan anatomi vagina. Kini pun Anda tetap merasakan masalah yang sama walaupun Anda telah melakukan vaginoplasty.
Masalah pokoknya ialah apa yang sebenarnya terjadi pada suami. Mengapa dia enggan atau malas melakukan hubungan seksual? Apakah karena dorongan seksualnya hilang akibat penyebab tertentu? Apakah dia mengalami gangguan fungsi seksual, misalnya disfungsi ereksi, sehingga menghindari hubungan seksual? Apakah dia mengalami hambatan psikis terhadap Anda, misalnya merasa jenuh atau tidak tertarik lagi? Ini yang harus Anda ketahui dulu.
Bayangkan saja, andaikata suami sebenarnya mengalami hambatan dorongan seksual karena hormon testosteronnya menurun, tentu saja dia enggan atau tidak ingin melakukan hubungan seksual. Dalam keadaan begini, pasti vaginoplasty bukan jalan keluar. Contoh lain, andaikata suami mengalami kejenuhan terhadap Anda, tentu vaginoplasty juga bukan jalan keluar mengatasi masalah Anda.
Saya yakin tidak ada yang salah dengan teknik operasi vaginoplasty, apalagi dilakukan oleh tenaga yang memang ahli. Kesalahan terletak pada keputusan Anda memilih dan meminta vaginoplasty.
Bukan solusi
Mungkin Anda kurang mendapat informasi mengenai masalah seksual berkaitan dengan apa yang dialami suami. Mungkin juga Anda kurang informasi mengenai manfaat vaginoplasty sehingga mendapat kesan seakan-akan vaginoplasty dapat mengatasi semua masalah seksual.
Keputusan vaginoplasty akhirnya terjadi karena Anda meminta, sementara dokter di Singapura hanya memenuhi permintaan tanpa memberikan informasi dan konseling yang cukup.
Jadi saya boleh simpulkan, vaginoplasty yang Anda lakukan bukanlah jalan keluar yang benar untuk mengatasi masalah Anda. Oleh karena itu, suami tetap saja enggan atau tidak ingin melakukan hubungan seksual. Dengan kata lain, itu bukan upaya terakhir yang telah Anda lakukan. Boleh jadi Anda dan suami belum berupaya dengan benar.
Saran saya sebagai berikut. Pertama, harus ada kemauan baik dengan suami untuk mengatasi masalah ini. Kedua, harus tahu masalah apa yang sebenarya dialami suami, dengan berkonsultasi lebih jauh dan mendapat pemeriksaan. Ketiga, penanganan harus sesuai dengan gangguan yang terjadi dan penyebabnya. Yang pasti, vaginoplasty bukan jalan keluar yang benar. @
Konsultasi dijawab Prof DR dr Wimpie Pangkahila Sp And
Label:
JAMBI GLOBAL
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar