Locations of visitors to this page JAMBI GLOBAL: Pendukung WikiLeaks Menyerang Balik

Rabu, 15 Desember 2010

Pendukung WikiLeaks Menyerang Balik

INDONESIA GLOBAL

Pendukung WikiLeaks Menyerang Balik
Laman kantor kejaksaan Swedia yang mengeluarkan surat perintah penangkapan atas pendiri WikiLeaks Julian Assange diserang peretas Rabu WIB ini, dalam rangkaian kampanye serangan balik dari para pendukung online Assange yang sebelumnya juga telah melabrak PayPal dan bank Kantor Pos Swedia.

PandaLabs, laboratorium deteksi piranti nirfungsi (malware) untuk keamanan komputer Panda Security, mengatakan bahwa laman jaksa Swedia aklagare.se telah dilumpuhkan oleh kelompok aktivis cyber yang menamakan diri "Anonymous."

Serangan terhadap laman kejaksaan Swedia itu dilancarkan setelah Assange --yang langkahnya dalam merilis kawat diplomatik AS memicu kemarahan internasional--  ditolak permohanan uang jaminan bagi pembebasannya dari tuduhan kejahatan seks di Swedia, oleh hakim Inggris.

Sean-Paul Correll, peneliti ancaman pada PandaLabs, mengatakan Anonymous memperluas serangan ke laman-laman milik kantor penuntutan Swedia, PayPal, dan bank Kantor Pos Swedia melalui operasi bernama "Operation Avenge Assange."
 
Dia mengatakan, serangan ini adalah bagian dari perang online antara penentang dan pendukung WikiLeaks yang situs-situsnya berulangkali diserang dan terancam putus hubungannya dengan perusahaan-perusahaan AS pemberi bantuan mereka.

"Kita mempunyai dua pihak dalam spektrum serangan ini,"  kata peneliti PandaLabs itu kepada AFP dalam wawancara telepon.

"Kita memiliki orang-orang Anonymous di satu pihak yang berjuang demi kebebasan informasi dan kebebasan pers," kata Correll. "Sementara di sisi lain kita mempunyai orang-orang yang menyebut dirinya patriot yang berusaha mempertahankan kepentingan utama Amerika Serikat."

Saat ditanya apakah dia yakin pemerintah AS berada di balik serangan cyber terhadap laman-laman WikiLeaks itu, Correll menjawab "Ini sulit diungkapkan."

"Mungkin hanya spekulasi karena tak seorang pun  berani mengaku terlibat," katanya.

Dia menegaskan, serangan terbaru ke laman WikiLeaks diakui oleh seorang peretas yang menyebut dirinya "Jester."

"Jester belum pasti nama seseorang.  Itu bisa jadi kelompok orang-orang patriot," sambungnya.

WikiLeaks diserang sejak Assange mulai menyebarkan dokumen-dokumen rahasia AS pekan lalu, sehingga memaksa laman ini berulangkali mengubah alamat dan host webnya.

Amazon menanggalkan WikiLeaks dari servernya pekan lalu, sementara PayPal memblokir transfer keuangan lewat situs itu, sedangkan bank Swiss Post Office Senin telah menutup akun-akun Assange, sang pendiri WikiLeaks kelahiran Australia.

Blog resmi PayPal, ThePayPalBlog.com, diserang DDoS (distributed denial of service), Sabtu pekan lalu, dan ambruk setidaknya delapan jam, kata Correll.

Dia menyatakan bahwa pada Selasa pukul 23.00 GMT (Rabu pukul 10.00 pagi WIB, laman bank Kantor Pos Swiss ambruk selama lebih dari 20 menit.

"Seseorang telah memposting ke Twitter dan meminta para peretas untuk berhenti menyerang mereka, sehingga mereka bisa bekerja," kata Carroll.

Dalam serangan klasik DDoS, serangkaian mesin komputer "zombie" yang terinfeksi virus, akan mengendalikan secara simultan kunjungan ke satu laman dan menyerang server-servenya, memperlamat pelayanan atau menguncinya sampai mati (offline).

Correll mengatakan, laman kantor penuntutan Swedia diserang oleh lebih dari 500 komputer atas arahan Anonymous.

"Laman itu benar-benar ambruk begitu mengumumkan target," katanya.

Peneliti PandaLabs ini mengatakan, Anonymous juga terdiri dari para aktivis antihak cipta yang juga turut dalam "Operation Payback," yang dimulai September dan melibatkan rangkaian serangan cyber terhadap laman-laman Motion Picture Association of America (MPAA) dan the Recording Industry Association of America (RIAA).

"Akhir pekan ini mereka memutuskan akan melawan siapapun yang anti-WikiLeaks," kata Correll, seraya menambahkan bahwa dia mengikuti gerak Anonymous sejak hari pertama serangan.
 
"Anonymous tidak punya otoritas, tak ada struktur hirarkis. Orang menggambarkannya sebagai semacam mentalitas pikiran lebah," katanya.

"Mereka menggunakan jejaring sosial untuk merekrut anggota-anggotanya dan membincangkan infrastruktur," katanya searaya menambahkan "saat ini ada sekitar 1.000 orang di ruang cakap (chat room) yang ikut dalam serangan-serangan cyber tersebut."

"Orang-orang ini sungguh tidak pernah kehabisan akal," kata Correll seraya menambahkan dia memperkirakan aktivitas-akivitas menghancurkan dari mereka jauh melebihi serangan DDoS.

"Saya perkirakan daftar targetnya panjang.  Mereka akan meneliti kerentanan keamanan sebuah laman.  Mereka berhasil merusak laman-laman sebelum ini, makanya saya melihat hal semacam itu akan terjadi di masa mendatang," katanya.

Tidak ada komentar: