Locations of visitors to this page JAMBI GLOBAL: Amerika Latin Versus Sisa Dunia

Kamis, 01 Juli 2010

Amerika Latin Versus Sisa Dunia

merika Latin Versus Sisa Dunia
Rabu, 30 Juni 2010 | 18:42 WIB
Besar Kecil Normal
foto

Larissa Riquelme
Asuncion: Kabar baik itu berhembus dari bagian selatan benua Amerika. Model Paraguay, Larissa Riquelme, akan berlari telanjang berkeliling ibu kota Asuncion jika La Albirroja menjadi juara Piala Dunia 2010.

Model berusia 24 tahun itu menjadi buah bibir sejak pertandingan perdana Paraguay. Foto Larissa mendunia setelah ia menggunakan belahan dada untuk menaruh telepon selularnya saat nonton bareng di Asuncion. Namanya muncul di 4,36 juta laman pencarian di google. Jauh di atas Riquelme lain, bintang sepak bola Argentina, Juan Roman, yang "cuma" muncul di 543 ribu laman.

Larissa merasa tertantang dengan tetangganya, Argentina. Legenda sekaligus pelatih Argentina, Diego Armando Maradona, bernazar akan berlari telanjang mengelilingi Buenos Aires jika berhasil membawa timnya menyabet Piala Dunia. Sang model tidak mau kalah. "Tentu, dengan tubuh yang dicat warna bendera Paraguay," ujar sang model, Rabu (30/6).

Tubuh sintal dan paras cantik merupakan bagian dari nafas di Amerika Latin. Tidak heran jika mereka tercatat sebagai benua yang paling banyak mengirimkan finalis di ajang Ratu Sejagat. Kecantikan ini menular di lapangan hijau. Permainan menyerang ala Amerika Latin merajalela di Afrika Selatan. Dari lima wakil, Amerika Latin menempatkan empat negara, yang juga menjuarai grup masing-masing, di perempat final: Brasil-Belanda, Argentina-Jerman, Uruguay-Ghana, dan Paraguay-Spanyol.

Pelatih Paraguay Gerardo Martino tidak terkejut dengan capaian luar biasa wakil Amerika Latin. "Kami bermain baik di babak awal, pengecualian bagi Brasil dan Argentina yang jauh lebih baik," katanya.

Kerasnya persaingan di babak kualifikasi zona Conmebol membuat mereka tampil ciamik di putaran final. "Pemain terbiasa dengan standar permainan yang berbeda," ujar legenda Uruguay, Enzo Francescoli.

Ditambah tehnik dan bakat alam, pemain Latin bermain bola seperti menari. Brasil dijuluki tim samba, mengikuti tarian tradisional mereka. Begitu juga dengan tim tango Argentina. Setiap pemain begitu menikmati setiap detik mereka menggiring bola.

"Semua sangat menikmati apa yang mereka lakukan untuk negara," ujar gelandang Brasil Gilberto Silva. Moral tim samba, dia melanjutkan, sedang tinggi-tingginya usai menaklukan raksasa Eropa Portugal tiga gol tanpa balas. "Setiap pemain haus kemenangan dan ingin membawa kembali Piala Dunia ke Brasil," kata Gilberto, yang pernah mengangkat Piala Dunia pada 2002 di Jepang ini.

Brasil menjadi negara yang paling sering menyabet Piala Dunia, yaitu 5 kali. Pelatih Dunga, merupakan kapten Brasil di Piala Dunia 1994. Seniman papan atas sepak bola juga lahir di Amerika Latin seperti Pele dan Diego Maradona. "Maradona adalah pemain terhebat yang pernah ada," kata bek Jerman Arne Friedrich.

Friedrich cs, juga Spanyol, Belanda, dan satu-satunya wakil Afrika, Ghana, harus ekstra waspada di babak perempat final ini. Jika tidak, bisa jadi babak semi-final nanti berubah jadi kejuaraan Conmebol: semua pesertanya dari Amerika Selatan. Itu berarti makin besar peluang warga Asuncion bisa melihat pemandu sorak kesayangan mereka, Larissa, berlari bugil.

Tidak ada komentar: