Locations of visitors to this page JAMBI GLOBAL: Habis Piala Dunia, Xenofobia Mengancam

Rabu, 07 Juli 2010

Habis Piala Dunia, Xenofobia Mengancam

Sekelompok pemuda Afrika Selatan mengais rezeki dengan menjadi pedagang asongan di perempatan-perempatan. Mereka mudah terhasut aksi xenophobia dengan membakar rasa cemburu mereka terhadap kesuksesan atau kemegahan orang asing.
Selasa,6 Juli 2010 | 09:08 WIB
Habis Piala Dunia, Xenofobia Mengancam
Afrika Selatan

CAPE TOWN, Xenofobia atau kebencian dan kecurigaan kepada orang asing masing menjadi momok Afrika Selatan. Bahkan, kini kembali muncul kekhawatiran akan terjadi aksi xenofobia lagi karena Piala Dunia dianggap membawa banyak orang asing ke negeri itu.

Sebelumnya, secara sporadis aksi xenofobia sudah beberapa kali terjadi di Afsel sejak 2000. Sampai 2006, beberapa aksi pembantaian dan penyerangan kepada orang asing sudah menewaskan 64 orang dan melukai ratusan lainnya.

Yang paling parah terjadi pada Maret 2008. Aksi xenofobia saat itu mengakibatkan 62 orang tewas dan ratusan terluka. Kali ini aksi xenofobia tergolong ganas dan membabi buta. Mereka sampai tak bisa membedakan pendatang atau orang Afsel asli. Beberapa orang asli juga terkena hajaran karena dianggap pendatang.

Xenofobia tiba-tiba menjadi penyakit sosial Afsel pasca-apartheid. Para pengidapnya adalah warga dari kalangan miskin. Mereka cemburu kepada orang asing yang sukses di Afsel dan merasa lahan atau rezekinya diserobot sehingga mereka melakukan serangan. Pada tahun 2008, aksi xenofobia mulanya terjadi di Pretoria, kemudian merebak ke seluruh Afsel.

Kini, kekhawatiran serupa kembali terjadi. Mendekati akhir Piala Dunia, beberapa organisasi mengkhawatirkan akan terjadi aksi serupa. Pasalnya, Piala Dunia menyedot banyak pendatang. Tak hanya suporter, tapi juga para pencari pekerjaan dari Mozambik, Namibia, Botswana, Nigeria, Zimbabwe, dan sebagainya.

Maka dari itu, beberapa organisasi itu mulai menyerukan agar masyarakat melawan aksi xenofobia sekaligus menjaga ketentraman Afsel. Bahkan, beberapa organisasi kemasyarakatan dan LSM di berbagai kota di Afsel melakukan pertemuan, Senin (5/7/2010). Mereka membahas ancaman xenofobia seusai Piala Dunia dan bagaimana mengatasinya.

Pertemuan itu mencapai kesepakatan untuk melancarkan kampanye anti-xenofobia di seluruh Afsel. Temanya, "Tiup vuvuzela untuk menepis xenofobia."

Ketua panitia pertemuan itu, Zoe Nkongolo, mengatakan, ancaman xenophobia bukan isapan jempol semata. Sudah ada beberapa indikasi yang mengarah akan adanya serangan kepada orang asing setelah Piala Dunia usai.

Kepada beberapa media massa dia menambahkan, pemuda dari organisasi Afrika Unite sudah memergoki aksi xenofobia di Masiphumelele dan Dunoon. Mereka terpaksa turun tangan dan mencegah aksi kekerasan. Sejauh ini, mereka sudah berhasil. Namun, indikasi masih cukup banyak. Maka dari itu, dia menyerukan seluruh komponen masyarakat di Afsel aktif dalam kampanye menentang dan mencegah aksi kekerasan xenofobia.

Beberapa media juga memberitakan, Pemerintah Afsel lewat Lembaga Urusan Lingkungan dan Rencana Pembangunan malah sudah bertemu dengan UNHCR. Mereka juga membahas kemungkinan akan munculnya aksi xenofobia setelah Piala Dunia.

"Kebanyakan pelakunya para pemuda. Maka dari itu, mereka harus didekati. Kami butuh event lanjutan supaya para pemuda tak memikirkan xenofobia, seperti misalnya turnamen sepak bola jalanan. Saya khawatir, Piala Dunia tak akan berakhir dalam seminggu sesudahnya. Di Afsel, kami selalu beraksi setelah ada masalah," terang Nkongolo.
Diposkan oleh RADAR JAMBI

Tidak ada komentar: