Locations of visitors to this page JAMBI GLOBAL: BERITA MENARIK DARI AFSEL DI PIALA DUNIA

Rabu, 07 Juli 2010

BERITA MENARIK DARI AFSEL DI PIALA DUNIA

Sabtu, 03 Juli 2010
BANYAK WTS BERTEBARAN DI AFSEL HIV AIDS MENGANCAM
BERITA WORLD CUP 2010

Sebuah spanduk kampanye anti-AIDS dan simbol anti-AIDS dipasang di sebuah pojok Kruger Park. Di sini para relawan melakukan pembinaan kepada para pengidap AIDS.
Sabtu,3 Juli 2010 | 14:11 WIB
WTS di Jalanan, AIDS Bertebaran

Afrika Selatan

JOHANNESBURG, Persoalan prostitusi terus menjadi kontroversi di Afrika Selatan selama Piala Dunia 2010. Ada yang berpendapat agar prostitusi dilegalkan, tapi dilokalisasi, untuk menyambut Piala Dunia 2010. Namun, partai berkuasa (African National Congress) menolaknya, bahkan akhirnya melarang prostitusi.

Meski begitu, praktik prostitusi tetap saja ada. Mereka kini bertebaran di hotel-hotel, tempat pertandingan, juga di jalan-jalan.

Modusnya bisa bermacam-macam. Di jalanan, seorang wanita berdiri. Kemudian, dia akan melambaikan tangannya jika ada mobil lewat. Terkesan seperti ingin minta tumpangan, tapi kemudian menawarkan jasa prostitusi.

Terkadang, di seputar stadion ada saja dua atau tiga wanita yang mondar-mandir. Kemudian, mereka akan mengajak bicara untuk menjajaki transaksi seksual.

Beda lagi di hotel-hotel. Praktik prostitusi menggunakan makelar. Sang makelar itulah yang akan aktif mencari pelanggan. Dia biasanya menunjukkan foto wanita-wanita cantik. Pelanggan tinggal memesan dan menunjukkan nomor kamarnya. Dalam sekejap, wanita yang dia inginkan akan segera datang.

Mengontrol praktik prostitusi memang sulit karena sembunyi-sembunyi. Namun, polisi mudah mengendus praktik ini di jalanan. Mereka bahkan sering melakukan operasi dan menangkap para pelaku.

Namun, tetap saja banyak WTS bertebaran di jalan-jalan. Cirinya, mereka berdiri lama di pinggir jalan atau perempatan, tanpa beranjak ke mana pun juga. Biasanya, calon pelanggan akan mendatanginya dan bertransaksi.

Ketika Kompas.com menanyakan kepada seorang sopir, dia langsung menjawab, "Oh, mereka orang-orang yang kesulitan mencari kerja kemudian mencoba menyambung hidupnya di jalanan," kata Philip Treeby.

"Begitulah, Bung! Banyak pengangguran di sini dan setiap orang memikirkan dirinya sendiri. Pekerjaan sulit dan akhirnya banyak yang ambil jalan pintas dengan menjadi WTS, termasuk di jalan-jalan itu," ungkap Treeby.

Hal sama dikatakan sopir lain, Chris Mullins. Penduduk Eesterust yang sudah puluhan tahun menjadi sopir itu tahu betul modus dan gaya prostitusi di hotel atau jalanan.

"Stay away from them! Jauhi mereka jika Anda tak ingin terkena HIV/AIDS. Di sini banyak AIDS, Bung! Anda tak pernah tahu mereka mengidap penyakit mematikan itu atau tidak," saran Mullins.

AIDS, penyakit kekebalan yang belum ada obatnya itu, memang menjadi identitas baru Afsel. Jumlah warga pengidap penyakit itu di negeri ini diperkirakan sebagai yang terbesar. Menurut laporan UNAIDS tahun 2007 saja, ada 5.700.000 orang Afsel yang mengidap HIV/AIDS. Artinya, 12 persen dari 48 juta penduduk Afsel terkena penyakit itu.

Wajar jika Pemerintah Afsel melakukan pengawasan ketat praktik prostitusi selama Piala Dunia 2010. Ini salah satu cara mencegah penyebaran dari dalam atau ke luar. Hal itu pun terasa lebih karena AIDS sudah menjadi isu yang sensitif di negeri ini. Warga pedalaman terkadang begitu cepat menuduh pendatang sebagai pembawanya. Ini salah satu alasan munculnya xenophobia (kebencian kepada orang asing) yang berubah menjadi aksi pembantaian sejak 2000 dan puncaknya pada Maret 2008 dengan korban tewas 62 orang.

Selain itu, seks bebas sudah menjadi hal lumrah di Afsel. Ini semakin memudahkan penyebaran HIV/AIDS.

Prostitusi jalanan merupakan media penyebaran HIV/AIDS paling cepat. Bahkan, sebagian besar WTS yang beroperasi di jalanan mengidap penyakit itu.
Diposkan oleh RADAR JAMBI di 09:57:00 0 komentar
Ribuan Warga Serbu Nobar ala Pasar Rakyat
Sabtu,3 Juli 2010 | 14:05 WIB
Ribuan Warga Serbu Nobar ala Pasar Rakyat

DENPASAR, Memasuki babak perempat final Piala Dunia 2010, kafe, bar, dan tempat hiburan lainnya yang menggelar acara nonton bareng (nobar) tentunya semakin disesaki pengunjung. Namun, di Denpasar, Bali, warga lebih memilih tempat nobar ala pasar rakyat yang diselenggarakan sebuah event organizer di gedung kosong bekas swalayan di Jalan Diponegoro, Denpasar.

Dengan membeli tiket masuk Rp 10.000, warga dapat menikmati suasana nobar layaknya di stadion tempat pertandingan sepak bola Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan karena kemeriahan penonton di sini jauh lebih heboh dibandingkan dengan di kafe atau bar.

Dengan luas bangunan 2.000 meter persegi, tempat ini mampu menampung sekitar 1.500 pengunjung. Untuk memanjakan para penggila bola, penyelenggara memasang sebuah layar lebar berukuran 6 x 4 meter dengan sound system yang mampu menyemarakkan suasana nobar. Penonton tidak usah takut kepanasan karena seluruh ruangan full AC.

“Ini konsepnya untuk umum, tapi fasilitas yang sekelas kafe. Di sini kami sediakan stan-stan makanan dan minuman dengan harga yang sangat terjangkau,” ujar Feri Bambang Cahyono, penyelenggara nobar ala pasar rakyat, Sabtu (3/7/2010).

Nobar ala pasar rakyat itu digelar mulai dari pembukaan hingga babak final. Pada malam final, panitia juga menyediakan doorprize berupa satu unit sepeda motor yang diundi dari tiket masuk yang dibeli pengunjung selama satu bulan acara nonton bareng ini.
Diposkan oleh RADAR JAMBI di 09:56:00 0 komentar
Merasakan Luka Mandela di Rumah Afrika Selatan
Di sinilah Nelson Mandela tidur di dipan kecil semasa tinggal di rumahnya di pojok Jalan Vilakazi dan Ngakane, Orlando West, Soweto. Sederhana, tapi menyimpan banyak makna.
Sabtu,3 Juli 2010 | 13:25 WIB
Merasakan Luka Mandela di Rumah Afrika Selatan

Rumah yang terletak di pojok Jalan Vilakazi dan Ngakane bernomor 8115, Orlando West, Soweto, itu amat kecil. Ukurannya 5 kali 7 meter, berdiri di lahan sekitar 150 meter. Namun, rumah itu amat bersejarah dan kini dijadikan museum. Rumah itu pula tempat Nelson Mandela, pemimpin besar Afrika Selatan yang pernah ditahan selama 27 tahun oleh pemerintahan apartheid.

Di rumah itu pula Mandela berkontemplasi, merancang gerakan, dan membangun masa depan Afrika Selatan (Afsel) yang lebih demokratis, adil, dan tumbuh dalam kesamaan. Di rumah itu pula dia merasakan duka dan luka yang nyerinya masih terasa hingga entah sampai kapan pula.

"Bagi saya, nomor 8115 merupakan titik awal dari dunia saya. Tempat ini tertandai X di geografi batin saya," kata Mandela dalam biografinya.

Ruma
Diposkan oleh RADAR JAMBI di 09:51:00 0 komentar
''VUVUZELA MULAI DI LARANG DI AFSEL
Di Nelson Mandela Square mulai memasang tulisan yang melarang meniup Vuvuzela di tempat itu.
Jumat,2 Juli 2010 | 12:42 WIB
"Vuvuzela" Mulai Dilarang
Afrika Selatan

Raungan trompet tradisional Afrika Selatan (Afsel), vuvuzela, memang memekakkan telinga. Apalagi, orang Afsel dan pendatang sering meniupnya meski tak ada pertandingan. Mereka juga tak peduli berada di mana, yang penting puas meniup vuvuzela.

Terkadang, ada yang sengaja ingin bikin orang kaget. Ketika orang sedang berjalan, tiba-tiba ada suara vuvuzela dengan sangat kerasnya.

Selama Piala Dunia 2010, orang jadi biasa membawa vuvuzela, seperti senjata yang harus dikalungkan di pundaknya. Bahkan, saat libur pertandingan pun masih saja banyak orang yang membawa vuvuzela ke mana dia pergi.

Di supermarket-supermarket juga terlihat beberapa orang membawa vuvuzela, meski sedang berbelanja. Mereka juga sering membunyikannya. Ini jelas sering membuat banyak orang kaget atau terganggu.

Rupanya, karena itu, vuvuzela mulai dilarang di beberapa mal. Di Menlyn, Pretoria, awalnya petugas rajin memperingatkan orang yang meniup vuvuzela. Namun, kini sepertinya bosan sendiri.

Di Nelson Mandela Square, Sandton, Johannesburg, pihak pengelola punya cara sendiri. Belum lama ini mereka memasang larangan meniup vuvuzela di setiap jalan strategis.

Rupanya, beberapa orang yang membaca larangan itu bisa memakluminya. Sebelumnya, orang dengan mudahnya meniup vuvuzela di mal besar itu. Apalagi, mal tersebut menjadi tempat kunjungan para suporter karena besar dan lengkap. Selain itu, Nelson Mandela Square juga memiliki halaman yang bisa dipakai bercengkerama para suporter.

Larangan serupa tampaknya bakal menyusul di beberapa mal. Jika tadinya petugas yang menegur, mungkin akan segera muncul tulisan-tulisan yang melarang meniup vuvuzela di tempat-tempat tertentu.
Diposkan oleh RADAR JAMBI di 09:46:00 0 komentar
Ronaldo Lagi Sial
Striker legendaris Portugal, Eusebio.
Jumat,2 Juli 2010 | 12:29 WIB
Ronaldo Lagi Sial



Striker legendaris asal Portugal, Eusebio, mengatakan, Cristiano Ronaldo tetaplah pemain hebat. Jika penampilannya di Piala Dunia 2010 buruk, itu lebih karena kesialan.

Selama Piala Dunia 2010, Ronaldo yang menjadi kapten tidak bisa tampil lepas. Dia bahkan cenderung mudah dimatikan lawan, terutama di babak 16 besar saat melawan Spanyol dan timnya akhirnya kalah, sekaligus tersingkir.

"Ronaldo tetap pemain yang bagus. Dia punya keterampilan yang lengkap dan mental juara. Hanya saja, kali ini dia sedang sial," bela Eusebio.

Dia menambahkan, Piala Dunia 2010 akan menjadi milik tim Amerika Selatan. "Sebenarnya saya menjagokan tim Eropa yang akan menjuarainya. Tim itu adalah Portugal. Tapi, karena sudah tersingkir, juaranya kemungkinan besar dari Amerika Latin. Saya memfavoritkan Brasil yang bakal juara," jelas Eusebio.
Diposkan oleh RADAR JAMBI di 09:43:00 0 komentar
Mueller Ngocol, Eusebio Emosional
Dua striker legendaris dunia, Gerd Mueller (kiri) dan Eusebio. Eusebio tampak emosional dan berapi-api dalam bicara. Sedangkan Mueller cenderung santai dan suka ngocol.
Jumat,2 Juli 2010 | 12:21 WIB
Mueller Ngocol, Eusebio Emosional

Afrika Selatan

JOHANNESBURG, Ada kesan berbeda saat dua striker legendaris tampil di Jabulani Center, Sandton Convention Center, Johannesburg, Kamis (1/7/2010). Kedua bintang masa lalu ini ternyata punya karakter berbeda. Mueller lebih santai dan suka ngocol, sedangkan Eusebio mudah emosional.

Mueller merupakan striker hebat pada awal 1970-an. Dia bermain di klub Bayern Muenchen dan menjadi salah satu kunci kesuksesan Jerman Barat (sekarang Jerman, Red) dalam merebut gelar Piala Dunia 1974.

Sementara Eusebio merupakan pemain hebat tahun 1960-an. Dia membela Benfica. Pemain keturunan Mozambik ini menjadi striker andalan Portugal dan mampu mencetak sembilan gol di Piala Dunia 1966. Sayang, Portugal gagal juara. Namun, permainan Eusebio sangat mengagumkan hingga masuk salah satu pemain hebat abad ke-20.

Banyak pertanyaan yang dilemparkan wartawan kepada mereka. Mueller selalu menjawab enteng, renyah, dan selalu mengundang tawa.

Ketika ditanya siapa yang bakal menjadi top skorer dan pemain terbaik Piala Dunia 2010, Mueller langsung menjawab, "Thomas Mueller. Sebab, dia berasal dari klub Bayern Muenchen dan namanya Mueller," kata Gerd Mueller yang menjadi top skorer Piala Dunia 1974.

Para wartawan pun tertawa. Namun, Mueller tetap percaya diri dan hanya cengar-cengir. Thomas Mueller selama ini baru mencetak 3 gol, sedangkan pesaingnya seperti Gonzalo Higuain dan David Villa, sudah mencetak 4 gol. Namun, Mueller percaya, Mueller muda yang tak ada hubungan darah dengannya itu bakal menyalip mereka.

Ketika ditanya apa yang harus dilakukan para striker di Piala Dunia, dengan enteng pula Mueller menjawab, "Kalau striker tugasnya ya mencetak gol sebanyak-banyaknya. Begitu, kan?" jawabnya dengan enteng pula dan langsung menimbulkan tawa. Mungkin, kalau dia tahu bahasa Indonesia akan bilang, "Gitu aja repot!"

Sementara itu, Eusebio tampak serius saat menjawab pertanyaan wartawan. Dia selalu menjelaskan secara panjang lebar. Namun, jika pertanyaannya tak jelas, dia langsung terlihat garang dan emosional serta minta diulang. Atau, kadang pertanyaan dia anggap terlalu pedas, langsung dijawab dengan pedas pula.

Eusebio selalu berbicara dengan bahasa Portugal. Saat penerjemah memakai bahasa Inggris, dia langsung protes. "Pakai bahasa Portugal dong!"

Namun, penerjemah langsung menjawab, dia menerjemahkan pertanyaan dalam bahasa Inggris dulu agar para wartawan tahu. Sebab, tidak semua wartawan paham pertanyaan wartawan lain yang menggunakan bahasa Portugal. Eusebio baru paham.

Eusebio juga lebih ekspresif. Meski sudah tua dan gerakannya tampak mulai terlihat lemah, tetapi kalau bicara selalu meledak-ledak. Dia juga selalu menggerakkan tangannya setiap bicara. Sementara Gerd Mueller lebih banyak senyum dan ngocol.
Diposkan oleh RADAR JAMBI

Tidak ada komentar: