Locations of visitors to this page JAMBI GLOBAL: JEJAK PERADABAN AFSEL WORLD CUP

Minggu, 27 Juni 2010

JEJAK PERADABAN AFSEL WORLD CUP

Soweto, pemandu wisata di Gold Reef City, Johannesburg, Afrika Selatan, berdiri di ceruk lorong penambangan emas yang dipakai untuk berkumpul para penambang di kedalaman 225 meter, Sabtu (19/6). Gold Reef City menjadi salah satu tujuan wisata yang banyak dikunjungi turis selama Piala Dunia 2010.
Jumat,25 Juni 2010 | 11:29 WIB
Menelusuri Jejak Kota Emas Johannesburg

JEJAK peradaban Joburg alias Johannesburg tersembunyi di lorong-lorong bawah tanah yang kedalamannya mencapai 3.293 meter. Lorong-lorong bekas penambangan mineral Aurum itulah yang menjadi tonggak modernisasi kota emas Johannesburg sekaligus munculnya apartheid.

Tonggak pertumbuhan pusat perekonomian Afrika Selatan itu bisa ditelusuri di Gold Reef City. Kompleks tambang tua yang ditutup pada tahun 1977 setelah beroperasi sejak 1896 itu sekarang dikemas menjadi obyek wisata sejarah.

Perkampungan tua penambang emas itu bisa ditempuh kurang dari satu jam dari Bandara OR Tambo. Jika menggunakan penerbangan yang tiba pukul 07.00 waktu Johannesburg, seperti yang digunakan oleh rombongan 11 Laskar Pamungkas Biskuat, bisa langsung menuju Gold Reef City untuk mengisi waktu hingga masuk hotel yang umumnya setelah tengah hari. Gold Reef juga pas untuk mengisi waktu luang sebelum pertandingan sepak bola selama Piala Dunia 2010.

Menegangkan

Penelusuran lorong tambang emas ini cukup menegangkan karena kita harus turun hingga kedalaman 225 meter di bawah tanah. Para peziarah kota emas dibawa turun menggunakan lift penambang yang sudah berkarat di sana-sini. Sesaat tebersit keraguan tentang keamanan peralatan yang terlihat uzur dengan cat kuning yang sudah mengelupas, menguak besi berkarat di baliknya.

”Tenang, ini akan menjadi perjalanan yang menyenangkan,” ujar pemandu kami yang mengaku bernama Soweto dan berasal dari kota berpenduduk kulit hitam South West Township alias Soweto.

Lift mulai bergerak turun menyusuri sumuran yang gelap. Di tengah perjalanan turun itu, terdengar gemericik air yang keluar dari dinding sumur. Kegelapan pekat membawa kami masuk ke perut bumi, seperti perjalanan ke penjara Azkaban di dongeng sihir Harry Potter.

Ketegangan memasuki penambangan itu juga dirasakan oleh para pekerja pada masa silam yang diekspresikan dalam lirik lagu. Bekerja di penambangan adalah penderitaan dan pengalaman yang menyakitkan/Pekerjaanmu berada di lokasi yang berbahaya/Saat kamu menuruni lorong, kamu ragu bisa keluar hidup.../Kematian begitu nyata dan kamu akan selalu berdoa serta mengucapkan puji syukur kepada Tuhan setiap kali keluar dalam keadaan hidup.

Lift berhenti di kedalaman 225 meter kurang dari lima menit. Lorong di depan kami berukuran longgar dengan tinggi sekitar 2 meter dan lebar 1,5 meter. Di beberapa bagian ada penyempitan dan ada yang melebar.

Dinding lorong goa dicat putih. Ini teknik kuno yang cerdas untuk memendarkan cahaya lilin dan pelita pada awal ditemukannya tambang emas itu pada 1886. Semakin ke dalam lorong terdapat peralatan berteknologi, seperti pembalik arus listrik bolak-balik ke arus searah. Alat itu masih berfungsi hingga sekarang.

Tiga bahasa

Selain untuk penerangan, listrik juga menjadi sumber tenaga pompa air untuk menyedot genangan ke dalam kolam besar di bawah tanah. Di dalam lorong itu ada cerukan kecil yang menjadi tempat berkumpul para penambang setiap pagi. Tempat itu masih ditempeli poster-poster kuno tentang keselamatan penambangan. Uniknya, poster-poster itu memuat tiga bahasa, yaitu Inggris, Perancis, dan Zulu, salah satu suku di Afrika Selatan.

Penggunaan tiga bahasa itu menunjukkan adanya ekspansi masyarakat dari Eropa ke Afrika Selatan setelah ditemukan emas 124 tahun lalu di daerah Witwatersrand. Para pemburu emas dari Eropa berbondong-bondong datang ke Johannesburg membentuk koloni baru. Ada juga migrasi sekitar 63.000 orang China selama 1904-1906 ke Johannesburg.

Para imigran itu berbaur dengan masyarakat kulit hitam dari Afrika Selatan dan Mozambik. Pertemuan berbagai ras itulah yang kemudian memicu segregasi dan menjadi salah satu akar rezim apartheid di Afrika Selatan. Emas menjanjikan kekayaan sekaligus memicu tragedi kemanusiaan.

Soweto kemudian berhenti di sebuah gerobak kayu di depan cabang lorong diagonal yang menembus dinding sebelah kanan kami. Gerobak uzur itu penuh dengan batu-batu seukuran helm orang dewasa. Bongkahan batu itulah yang akan diambil emasnya.

”Satu ton batu hanya menghasilkan 4 gram emas,” ujar Soweto.

Fondasi Johannesburg

Nah, limbah bebatuan setelah diambil emasnya itulah yang menjadi fondasi Johannesburg modern. Jika menuju ke pusat kota dari arah Bandara OR Tambo, di sebelah kiri jalan ada singkapan-singkapan bukit dengan material berwarna kekuningan. Sebagian ditambang untuk diambil pasirnya.

”Pasir kekuningan itu berasal dari penambangan emas kuno. Johannesburg ini berdiri di atas emas,” ujar Linda, pemandu wisata kami.

Kembali ke dalam lorong penambangaan emas, akhirnya kami sampai di ujung goa. Di sana ada lorong lain yang posisinya diagonal mengarah ke permukaan tanah. Lorong itulah yang dipakai oleh para penambang pada masa lampau untuk masuk dan keluar lokasi penambangan. Lantai lorong itu dibentuk undak-undakan kecil untuk mempermudah langkah kaki.

”Kalau ada yang mau keluar lewat sini silakan, hanya perlu waktu dua jam,” ujar Soweto sambil nyengir.

Penelusuran selanjutnya adalah peleburan bijih emas menjadi balok emas cetakan. Proses peleburan ini dikemas menjadi tontonan yang menarik di sebuah ruangan teater mini.

Setelah menjelajahi sejarah di Gold Reef City, para wisatawan bisa bersantai di kedai-kedai kopi atau restoran siap saji. Jika ingin mencari cendera mata, banyak kios yang menjual pernak-pernik, mulai kaus, butiran emas, hingga miniatur penambang.

Gold Reef City tempat yang tepat untuk mengawali perjalanan di Johannesburg yang kini telah menjadi kota metropolitan dan tuan rumah Piala Dunia 2010.

MATCHES
selengkapnya »
26 Juni 21.00 WIB FT Result
Uruguay Uruguay 2 ( 1 )
Korea S Korea S 1 ( 0 )
27 Juni 01.30 WIB FT Result
Amerika S Amerika S 1 ( 0 )
Ghana Ghana 2 ( 1 )
27 Juni 21.00 WIB FT Result
Jerman Jerman 4 ( 2 )
Inggris Inggris 1 ( 1 )
28 Juni 01.30 WIB Result
Argentina Argentina 0 ( 0 )
Meksiko Meksiko 0 ( 0 )
28 Juni 21.00 WIB Result
Belanda Belanda 0 ( 0 )
Slowakia Slowakia 0 ( 0 )
29 Juni 01.30 WIB Result
Brasil Brasil 0 ( 0 )
Chili Chili 0 ( 0 )
29 Juni 21.00 WIB Result
Paraguay Paraguay 0 ( 0 )
Jepang Jepang 0 ( 0 )
30 Juni 01.30 WIB Result
Spanyol Spanyol 0 ( 0 )
Portugal Portugal 0 ( 0 )
TOP SCORES
Player Goal
Luis Suarez 3
David Villa 3
Landon Donovan 3
Gonzalo Higuain 3
Robert Vittek 3
Thomas Muller 3
Asamoah Gyan 3
Samuel Eto'o 2
Tiago 2
Luis Fabiano 2
Brett Holman 2
Kalu Uche 2
Lee Chung-Yong 2
Diego Forlan 2
Elano 2

Tidak ada komentar: