Seorang pedagang tutup telinga menawarkan dagangannya kepada pengunjung Stadion Soccer City, saat Argentina bertanding lawan Korea Selatan, 17 Juni 2010.
Selasa,22 Juni 2010 | 11:02 WIB
Bisnis Tutup Kuping Saingi Vuvuzela
Afrika Selatan
JOHANNESBURG, Vuvuzela memang tak bisa dicegah di Piala Dunia 2010, karena sudah menjadi budaya bangsa Afrika Selatan. Namun, terkadang memang telinga tak kuasa menahan getaran suara yang menyamai pesawat saat tinggal landas.
Menonton pertandingan Piala Dunia 2010 secara langsung, penonton memang harus siap dengan tutup telinga. Jika tidak, telinga dijamin berasa aneh setiap pertandingan, atau bahkan bisa sakit jika tak biasa.
Selama Piala Dunia, bisnis Vuvuzela memang laris manis. Hampir di setiap pojok banyak orang menjual terompet tradisional Afsel tersebut. Namun, karena kerasnya suara terompet itu, ada yang mencium peluang bisnis baru, yakni tutup telinga.
Kini, setiap pertandingan Piala Dunia, ada saja yang menjual penutup telinga. Ada yang berbentuk sumpil, ada pula yang menyerupai earphone. Yang terakhir ini berfungsi ganda. Selain menahan getaran kuat Vuvuzela, juga hawa dingin di Afsel yang sedang dalam musim dingin (winter).
Seorang penjual tutup telinga, Makenzi mengatakan, dia tadinya menjual Vuvuzela. Namun, karena saingan banyak dan makin sulit menjualnya, maka dia banting stir dengan menjual tutup telinga.
"Saya ambil penutup telinga ini dari pedagang China, kemudian saya jual di setiap pertandingan," katanya.
Harganya suka-suka dia. Ketika mencoba membelinya, dia langsung memasang harga 50 rand (sekitar Rp 65 ribu). Ini jelas terlalu mahal. Jika di Indonesia, penutup kepala seperti itu bisa hanya Rp 5 ribu atau Rp 10 ribu. Maka, saya menawar 10 ribu rand (sekitar Rp 13 ribu).
"Bunuh saja saya, bung!" jawabnya sambil melotot dan menunjukkan kemarahannya.
Tapi, itulah cara asongan di sana berdagang. Mereka sering memasang harga tinggi dan kemudian cepat marah jika ditawar terlalu rendah. Toh, ketika ditinggal, dia memanggil sendiri.
"Saudara, kamu teman yang baik. Ambillah satu cukup 20 ribu rand saja, khusus buat Anda. Ayolah teman, itu sudah murah. Tapi, jangan bilang-bilang kalau saya kasih harga segitu," rayunya.
Menurut Makenzi, dia selalu membawa 100 penutup kepala di setiap pertandingan. "Rata-rata laku lebih dari 50 biji, terkadang hampir habis. Itu sudah lumayan, karena saingan juga banyak," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar