Locations of visitors to this page JAMBI GLOBAL: TUTUP SMAN RSBI PONDOK MEJA

Selasa, 16 November 2010

TUTUP SMAN RSBI PONDOK MEJA

INDONESIA GLOBAL
Usai Idul Adha Diputuskan
Rapat Komisi IV tentang nasib SMAN RSBI Pondok Meja, dipastikan akan ditunda sampai usai Idul Adha. Penundaan tersebut dikarenakan anggota Komisi IV juga merupakan anggota Badan Anggaran (Banggar) yang harus melakukan pembahasan anggaran.
“Rapat tentang RSBI Pondok Meja tidak jadi dilakukan pada Senin (hari ini, red). Karena banggar harus ke Jakarta. Nanti pembahasan anggaran tidak tuntas,” jelas Handayani, anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jambi, saat dikonfirmasi via telepon, kemarin (14/11).
Seperti diberitakan sebelumnya, rencananya pembahasan RSBI Pondok Meja akan digelar pada hari ini. Handayani mengatakan, akan menyampaikan hasil hearing (rapat dengar pendapat) dengan komite sekolah pada ketua Komisi IV terkait opsi-opsi yang disampaikan oleh Komite Sekolah.
Lalu, kapan akan dilakukan pembahasan di Komisi IV? “Secepatnya, saya belum bisa memastikan. Tetapi yang pasti sesudah Lebaran Idul Adha,” sebut Handayani, lagi.
Tentang tuntutan siswa RSBI Pondok Meja yang meminta mereka dilibatkan dalam pengambilan keputusan tentang kelanjutan RSBI tersebut, Handayani belum memberikan kepastian.
“Kita akan rapat internal Komisi IV dulu, semua akan kita sampaikan pada ketua, permasalan-permasalahannya, opsi-opsi dari komite sekolah termasuk tuntutan siswa RSBI. Setelah itu baru akan diputuskan siapa-siapa saja yang akan kita panggil,” jelas Handayani.
Sementara itu, menurut A Shomad, ketua Dewan Pendidikan, sekolah RSBI tersebut memang harus ditutup. Menurutnya, berdasar evaluasi yang sudah dilakukan, sekolah tersebut layak untuk ditutup.
“Berdasarkan evaluasi memang harus ditutup, karena biayanya sangat tinggi dan membebani anggaran. Selain itu, indikator yang harus dicapai juga tidak jelas. Jadi memang sekolah tersebut harus ditutup. Untuk gedungnya sendiri nanti bisa dialihfungsikan,” papar A Shomad.
Shomad menjelaskan, anggaran yang dialokasikan kepada sekolah tersebut sangat besar. Anggaran yang besar tersebut hanya dapat dinikmati oleh segelintir orang. Sementara masih banyak sekolah lain yang kondisinya sangat memprihatinkan.
“Jangankan gedung yang bagus, untuk belajar saja mereka harus duduk di lantai. Bangunan sekolah yang dindingnya sudah nyaris roboh pun sangat banyak, jadi anggaran pendidikan yang besar tersebut harus bisa dinikmati oleh semua masyarakat,” jelasnya.
Shomad sendiri menyebutkan kurang setuju dengan konsep sekolah RSBI. Menurutnya, RSBI hanya membuat eksklusivitas kalangan tertentu dalam memperoleh fasilitas pendidikan. “Padahal, hak untuk memeroleh pendidikan dan fsilitasnya adalah milik semua masyarakat,” imbuhnya.
Kalau anggaran untuk RSBI yang besar tersebut dimanfaatkan untuk pemerataan pembangunan sekolah yang terdapat di Jambi, maka semua sekolah akan mendapat polesan bangunan yang agak lumayan. “Itu baru agak lumayan, bagaimana kondisinya yang sekarang,” sebutnya.
Terpisah, kepala sekolah RSBI Pondok Meja Haryanto mengaku, akan menerima apapun keputusan pemerintah terkait kebijakan sekolah tersebut.
“Sebagai seorang pegawai, saya akan menerima apapun keputusan pemerintah. Kalau memang harus ditutup, kita akan terima. Apapun yang menjadi keputusan pemerintah, tentu itu yang terbaik karena pengambilan keputusan tersebut tentu dengan berbagai pertimbangan,” kata Haryanto.

Tidak ada komentar: