INDONESIA GLOBAL
Goldman Sachs: Indonesia Pasar Baru Investor
Ini Angin Segar Bagi Investasi Indonesia.
Selasa, 18 Januari 2011, 11:53 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Goldman Sachs memasukan Indonesia dalam kelompok kekuatan ekonomi baru perekonomian dunia bersama , Korea Selatan dan . Investor asing memandang Indonesia telah berbeda dan iklim investasi mulai membaik.
Hal tersebut disampaikan Kepala BKPM Gita Wirjawan dalam acara MoU dengan Kamar Dagang Indonesia (Kadin). Menurutnya, ekonom Goldman Sachs Gym O'Neil telah menyampaikan bahwa Indonesia sudah masuk jajaran kelompok baru calon kekuatan ekonomi.
"Saya telah berbicara dengan Gym O'Neil. Dia katakan ada pengelompokan baru saat ini, yaitu negara dalam 'new world' yaitu Indonesia, Filipina, Korea Selatan, dan Meksiko," ujar Gita di Jakarta, Selasa 18 Januari 2011.
Belum lama ini, Goldman Sachs memang mempopulerkan potensi kekuatan ekonomi baru yang disebutnya dengan istilah NEXK 11 . Ini mencakup Indonesia, Turki, Korea Selatan, Meksiko, Iran, Nigeria, Mesir, Filipina, Pakistan, Vietnam dan Bangladesh. Dalam prediksinya, Goldman Sachs memperkirakan Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi nomor tujuh pada 2050.
Kelompok Next11 ini untuk melengkapi istilah yang dipopulerkan Goldman Sachs pada 2001, yakni BRIC akronim yang merujuk pada empat negara calon kekuatan ekonomi baru dunia pada 2020. kepanjangan dari Brazil, Rusia, India dan China. Total produk domestik bruto (PDB) BRIC diperkirakan mencapai US$30,2 triliun atau melampaui PDB tujuh negara industri maju (G-7) pada 2027. Bahkan, BRIC akan menjadi kekuatan ekonomi paling dominan pada 2050.
Istilah yang dipopulerkan oleh Goldman Sachs tersebut ternyata berdampak pada serbuan investor di negara-negara tersebut, seperti China, Brazil, India dan Rusia. Sebab, para investor membidik negara-negara ini sebagai potensi pasar baru.
Menurut Gita, dengan masuknya Indonesia dalam kelompok baru, tentunya merupakan angin segar untuk investasi. "Ini bisa menjadi momentum nasional."
Apalagi, kata dia, persepsi investor terus membaik yang tercermin dari kenaikan rating dari Moody's Investors Service. Lembaga ini menaikkan peringkat utang Indonesia dari Ba2 menjadi Ba1 atau satu peringkat di bawah investment grade.
"Moment-moment ini harus dimanfaatkan dengan membuka pintu kepada seluruh lembaga-lembaga keuangan yang melimpah dananya," katanya.
Menurutnya aliran dana dari luar itu akan lebih diarahkan BKPM untuk pembangunan di daerah luar pulau Jawa. Pada 2009 lalu penanaman modal di luar Pulau Jawa hanya 13,75 persen dan pada 2010 lalu meningkat mencapai 38 persen dari total investasi sebesar Rp200 triliun.
"Pada 2011 ini kami targetkan mencapai 40 persen dari target investasi Rp230 triliun. Walaupun sama dengan tahun ini secara nominal naik," katanya.
Untuk menyalurkan ke daerah, BKPM akan bermitra dengan Kadin. BKPM berharap Kadin dapat memfasilitasi investor asing yang hendak berinvestasi di dearah dan bertemu dengan kepala daerah. Dengan begitu, lanjut Gita, segala hambatan di daerah dapat diselesaikan.
Prioritas pembangunan di luar Jawa yaitu investasi di daerah Sulawesi, Maluku, Papua dan Papua Barat. Investasi ini diharapkan dapat menambah nilai, dan bisa diekspor ke luar negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar