INDONESIA GLOBAL
Ribuan Rakyat Yaman Tuntut Presiden Mundur
Rezim saat ini dianggap sudah tercemar korupsi dan tidak mampu lagi menjaga wibawa
Jum'at, 28 Januari 2011, 08:04 WIB
Demonstrasi di ibukota Yaman, Sanaa
Pergolakan di negara-negara Arab berlanjut. Setelah Tunisia, Aljazair, dan Mesir, kini rakyat di Yaman menuntut pemerintahan saat ini turun.
Kantor berita Associated Press mengungkapkan bahwa puluhan ribu warga Yaman melakukan aksi protes di berbagai kota. Mereka menuntut perbaikan kesejahteraan sekaligus mendesak Presiden Ali Abdullah Saleh agar segera turun.
Memerintah selama hampir 32 tahun, Saleh dan rezimnya dianggap sudah tercemar korupsi dan tidak mampu lagi menjaga wibawa di daerah-daerah. Sumber penghasilan utama Yaman, yaitu minyak mentah, dikhawatirkan bisa habis dalam satu dekade berikut.
"Jangan tunda, jangan tunda, waktu untuk mundur telah tiba," teriak para pemrotes kepada rezim Saleh. "Kami tidak akan terima apapun selain menuntut mundur presiden," kata seorang anggota parlemen, Ahmed Hashid. Aksi massa besar-besaran tidak hanya berlangsung di Ibukota Sanaa, namun juga di provinsi Dali, Shabwa, dan al-Hudaydah.
Bahkan seorang pemuda pengangguran berusia 28 tahun nekad membakar diri. Pria bernama Fouad Sabri itu dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis. Aksi Sabri itu mirip dengan yang telah dilakukan sejumlah orang di Tunisia, Aljazair, dan Mesir.
Yaman merupakan yang termiskin di negara-negara Arab. Hampir setengah dari jumlah populasi di Yaman hidup di bawah garis kemiskinan menurut standar PBB, yaitu US$2 per hari. Banyak warga tidak memiliki sanitasi yang layak.
Puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal akibat konflik berkepanjangan. Selain itu, kurang dari 10 persen jalan-jalan di Yaman sudah beraspal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar