Kunjungan Obama
Rabu, 10 November 2010 | 20:26 WIB
Pidato Presiden Amerika Serikat Barack Obama mendapat respons dari sejumlah kalangan yang hadir di Gedung Balairung, Universitas Indonesia (UI), di Depok, Jawa Barat.
Obama dinilai membawa optimisme terhadap hubungan antara Amerika Serikat dan Islam. Namun, sebagian orang menilai pidato Obama belum banyak memberikan hal baru.
"Pidato Obama mengesankan, akrab, dan ada substansi penting di dalamnya, terutama mengangkat antara demokrasi dan Islam," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin, mengomentari pidato Obama di Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Rabu (10/11/2010).
Di sisi lain, Din menilai, khususnya pidato mengenai persoalan agama terkesan pengulangan pidato di Kairo, Mesir, 2009 lalu. Jika di Kairo menawarkan harapan, sekarang terkesan tidak membuat orang kaget.
Pidato di Indonesia seperti mengulangi janji menjembatani Amerika dengan dunia Islam. Din berharap Obama merealisasikan janjinya.
Din akan menagih peran nyata Amerika ketika mewakili delegasi Indonesia hadir dalam forum Indonesia-Amerika. "Saya akan sampaikan masukan ini langsung di depan peserta forum," katanya.
Optimistis
Mahasiswa yang menyaksikan langsung kuliah umum Obama terkesima. Mereka merasa terbawa ke perasaan bangga dan optimistis menjadi bangsa Indonesia.
Nadhira Ulya Suryadi, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Parahyangan, Bandung, mengagumi cara Obama berpidato. "Pidatonya menggugah, sayangnya pidato seperti ini jarang disampaikan oleh pemimpin kita," katanya.
Salah satu ulasan yang menarik hatinya mengenai Masjid Istiqlal yang diarsiteki oleh orang Kristen bersuku Batak yang bermarga Silaban.
Perasaan yang mirip disampaikan Feriska, rekan Nadhira di Universitas Parahyangan. "Ternyata pemimpin bangsa lain yang mampu melihat sisi positif bangsa kita. Meski masih ada masalah di dalam negeri, tetapi dia membawa pesan positif," kata Feriska.
Obama dinilai membawa optimisme terhadap hubungan antara Amerika Serikat dan Islam. Namun, sebagian orang menilai pidato Obama belum banyak memberikan hal baru.
"Pidato Obama mengesankan, akrab, dan ada substansi penting di dalamnya, terutama mengangkat antara demokrasi dan Islam," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin, mengomentari pidato Obama di Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Rabu (10/11/2010).
Di sisi lain, Din menilai, khususnya pidato mengenai persoalan agama terkesan pengulangan pidato di Kairo, Mesir, 2009 lalu. Jika di Kairo menawarkan harapan, sekarang terkesan tidak membuat orang kaget.
Pidato di Indonesia seperti mengulangi janji menjembatani Amerika dengan dunia Islam. Din berharap Obama merealisasikan janjinya.
Din akan menagih peran nyata Amerika ketika mewakili delegasi Indonesia hadir dalam forum Indonesia-Amerika. "Saya akan sampaikan masukan ini langsung di depan peserta forum," katanya.
Optimistis
Mahasiswa yang menyaksikan langsung kuliah umum Obama terkesima. Mereka merasa terbawa ke perasaan bangga dan optimistis menjadi bangsa Indonesia.
Nadhira Ulya Suryadi, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Parahyangan, Bandung, mengagumi cara Obama berpidato. "Pidatonya menggugah, sayangnya pidato seperti ini jarang disampaikan oleh pemimpin kita," katanya.
Salah satu ulasan yang menarik hatinya mengenai Masjid Istiqlal yang diarsiteki oleh orang Kristen bersuku Batak yang bermarga Silaban.
Perasaan yang mirip disampaikan Feriska, rekan Nadhira di Universitas Parahyangan. "Ternyata pemimpin bangsa lain yang mampu melihat sisi positif bangsa kita. Meski masih ada masalah di dalam negeri, tetapi dia membawa pesan positif," kata Feriska.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar