JAMBI GLOBAL
Lombok Timur, NTB Seribuan orang warga Treng Wilis, Lombok Timur, bentrok dengan aparat keamananan dari Polri, TNI, Satpol Pamong Praja dan Linmas saat akan mengamankan pengerjaan proyek air bersih di Desa Jenggik Utara, Kamis pukul 11.00 WITA.
Akibat bentrokan tersebut, dua orang warga luka terkena tembakan peluru karet aparat keamanan, yakni Marwan dan Amaq Zakiah terkena di kaki dan pinggang bagian kiri, sedangkan Amaq Jamaludin memar di bagian kepala.
"Dua orang yang kena luka tembak karena mereka melawan aparat dengan menggunakan senjata tajam, sehingga terpaksa dilumpuhkan dengan peluru karet," kata Kepala Kepolisian Resort Lombok Timur AKBP Erwin Zadma SIK.
Kapolres mengatakan, sejumlah anggota aparat keamanan juga mengalami luka terkena lemparan benda keras dan bambu runcing.
Mereka dibawa ke Puskesmas Montong Gading dan Puskesmas Terara kemudian dirujuk ke RSUD dr Soejono Selong untuk mendapat perawatan intensif.
Anggota kepolisian dan Satpol PP terluka terkena lembaran benda keras, bahkan ada yang luka tusuk bambu runcing di kepala dan pelipis mata, di antaranya Kapolsek Terara AKP Sutarman dan Kepala Seksi (Kasi) Patroli Wilayah Pol PP Daeng Paozan.
Seluruh korban luka-luka dibawa ke RSUD dr R Soejono Selong untuk mendapatkan perawatan intensif karena luka yang dialami aparat tersebut cukup serius.
Dalam aksi tersebut warga juga merusak kantor Desa Jenggik Utara, kemudian membakar pipa saluran irigasi, genset serta satu unit sepada motor dinas yang parkir di lokasi.
Ia mengatakan, untuk mengantisipasi bentrokan meluas, aparat kepolisian disiagakan di Kantor Camat Montong Gading dengan kekuatan 300 personel bersenjata lengkap, termasuk anggota Brimob Polda NTB.
Kapolres mengatakan bentrokan terjadi antara aparat keamanan dan warga dari empat dusun yang berada di Desa Perian dan Jenggik Utara.
Bentrokan itu bermula saat aparat keamanan menjaga pemasangan pipa proyek Treng Wilis di Jenggik Utara.
"Aparat mengamankan proyek ini atas permintaan Bupati Lombok Timur kepada Polri dan TNI," katanya
Ia mengatakan, saat aparat keamanan menjaga pengerjaan proyek tersebut, seribuan orang datang dan bentrokan tidak dapat dihindari.
"Warga juga beringas menyerang aparat keamanan, sehingga terpaksa dilepaskan tembakan peringatan ke atas untuk meredam aksi massa lebih meluas lagi," katanya.
Tembakan peringatan itu tidak berhasil meredam gejolak massa sehingga aparat melepaskan tembakan ke arah massa yang membawa bambu runcing dan benda keras.
Ia mengatakan, penembakan dengan peluru karet itu sudah sesuai dengan prosedur tetap, dan itu terjadi saat Kabag Ops Polres Lombok Timur Bambang Nasution sedang bernegoisasi dengan para tokoh Treng Wilis.
"Saat negosiasi berlangsung, warga tiba-tiba menyerang aparat, dan aparat masih mencoba meredam aksi agar tidak anarkis," katanya.
Menurut Kapolres, ada yang lebih fatal lagi, ada warga yang mencoba merebut senjata api milik Kasat Samapta Cecep Mulyadi.
"Tindakan warga seperti ini tidak diterima oleh aparat keamanan, sehingga dilepaskan tembakan peringatan dan tembakan dengan peluru karet," katanya.
Ia mengatakan, aparat sudah berusaha meredam aksi tersebut, tetapi warga semakin beringas menyerang aparat di lokasi, sehingga terpaksa dilepaskan tembakan.
Bupati Lombok Timur untuk sementara menghentikan sementara pengerjaan proyek Treng Wilis tersebut untuk menghindari bentrokan di kemudian hari. Proyek Treng Wilis saat ini masih pro kontra di sebagian masyarakat di Lombok Timur.
"Polisi saat ini masih meminta keterangan beberapa orang warga," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar