Locations of visitors to this page JAMBI GLOBAL: MENGURAI BENANG KUSUT MACET DI KORIDOR IX BUSWAY LENGKAP

Jumat, 14 Januari 2011

MENGURAI BENANG KUSUT MACET DI KORIDOR IX BUSWAY LENGKAP

INDONESIA GLOBAL



Transportasi
Masyarakat Dong, Naik Transjakarta...

Rabu, 12 Januari 2011 | 13:14 WIB

Armada bus transjakarta Koridor IX Pluit-Pinang Ranti terjebak dalam kemacetan di sekitar halte transjakarta Semanggi, Jakarta Pusat, Senin (3/1). Keterbatasan armada bus dan kemacetan parah menyebabkan jarak kedatangan antarbus menjadi lama.

Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Barat Saleh Thahir mengatakan, beroperasinya bus transjakarta koridor IX Pinang Ranti-Pluit bukan menjadi satu-satunya penyebab kemacetan di kawasan Slipi-Grogol-Tomang yang juga berimbas ke kawasan di sekitarnya. Masyarakat mengeluhkan kemacetan parah yang terjadi sepanjang hari di kawasan tersebut dalam sepekan terakhir.

Saleh mengatakan, kemacetan itu sebenarnya tidak akan terjadi jika masyarakat secara sadar beralih ke transjakarta. "Memang ada sterilisasi jalur busway (transjakarta). Namun, busway bukan penyebab kemacetan. Hanya masyarakat yang belum secara sadar meninggalkan kendaraan pribadinya dan menggunakan busway," kata Saleh kepada Kompas.com, Rabu (12/1/2011).

Untuk mengantisipasi kemacetan, menurut dia, pihak Dinas Perhubungan DKI sudah menempatkan sejumlah petugas, baik dari kepolisian, Satpol PP, maupun petugas Dinas Perhubungan DKI. Sterilisasi jalur transjakarta ditujukan untuk memberikan kenyamanan kepada pengguna transjakarta.

"Kalau masyarakat nyaman, kan nantinya diharapkan juga beralih ke busway," ujar Saleh.

Selain karena sterilisasi, kawasan bundaran Slipi memang dinilai sebagai kawasan padat karena adanya pertemuan kendaraan dari berbagai arah, ditambah dengan adanya antrean di Pintu Tol Slipi.

"Sebelum ada busway juga sudah crowded. Hanya, masyarakat menyalahkan busway. Yang pakai kendaraan pribadi beralih ke busway kan bisa mengurangi kemacetan juga," kata Saleh.


Gatot Subroto Kian Padat
Bisa-bisa sejak Pagi sampai Malam Macet
Jumat, 7 Januari 2011 | 08:47 WIB

Koridor IX Pinang Ranti-Pluit telah beroperasi, tapi sejumlah pengendara sepeda motor masih "bandel" dengan menerobos jalur busway, seperti terlihat di kawasan Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (6/1/2011)

Keruwetan pelaksanaan jalur bus transjakarta koridor IX berdampak pada kian padatnya arus kendaraan di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Kemacetan panjang juga terjadi di jalan tol dalam kota yang sejajar dengan jalan itu.

Kondisi ini membuat sejumlah pengguna jalan nonbus transjakarta mengeluh. Lilis, warga Kalibata, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, mengatakan, kemacetan terjadi lebih awal dan lebih panjang.

"Biasanya jalan tol atau reguler baru padat menjelang jam pulang kantor, sekitar pukul 16.00. Beberapa hari setelah koridor IX dibuka, macet mulai sekitar pukul 13.00 di jalan reguler, di jalan tol juga sama," katanya, Kamis (6/1/2011).

Sebelum koridor IX dibuka, ungkapnya, dia biasa naik bus P6 Grogol-Kampung Rambutan dari Slipi menuju Cawang Atas. Bus baru masuk tol depan Gedung DPR. "Kalau sore baru macet, tapi sejak siang hari jalanan sudah macet sampai Cawang," ujarnya.

Situasi sama terjadi dari arah Cawang ke Semanggi. Bahkan arus bus transjakarta tersendat menjelang Gerbang Tol Semanggi II dan Kuningan. Hal itu akibat banyaknya pengendara mobil pribadi yang antre masuk tol.

"Enggak kebayang deh, sekarang ini macetnya luar biasa. Bisa-bisa sejak pagi sampai malam macet terus," kata Laksmi, warga Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Wanita yang kerap mengendarai mobil pribadi untuk aktivitasnya sebagai penyelenggara acara (event organizer) itu juga mengungkapkan, Jalan Gatot Subroto hanya lancar antara pukul 10.00 dan pukul 11.00.

Pengendara sepeda motor juga mengeluhkan kondisi itu. "Ini (macet) sudah terjadi sejak tiga hari lalu. Meskipun bisa nyelip-nyelip, tetap saja bikin pegel kalau jalanan macet begini. Macetnya malah mulai dari Slipi," kara Suryo yang bekerja sebagai kurir sebuah perusahaan pengiriman barang.

Penutupan tol

Menanggapi hal itu, Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Sutarman mengatakan, usul untuk menutup pintu gerbang tol yang menyilang rute transjakarta, khususnya koridor IX, bukan solusi tepat. "Itu (penutupan pintu tol) kewenangan dari Jasa Marga. Kalau memang bersedia, ya mungkin saja bagus," kata Sutarman kepada wartawan, Kamis siang.

Namun, kata mantan Kepala Polda Jawa Barat ini, ide penutupan pintu tol itu justru akan menuai protes dari masyarakat lain. Menurut dia, akan lebih baik jika dibangun jembatan layang (flyover) atau jalan terowongan bawah tanah (underpass) khusus untuk jalur transjakarta yang bersinggungan dengan gerbang masuk dan keluar pintu tol.

Berbagai upaya dilakukan Polda Metro Jaya membantu memperlancar arus lalu lintas transjakarta, terutama untuk koridor IX dan koridor X (Cilitan-Tanjung Priok). Salah satunya adalah sterilisasi kendaraan umum dan kendaraan pribadi yang masuk jalur transjakarta oleh Ditlantas Polda Metro Jaya, Kamis.

Sementara itu, harga bahan bakar das (BBG) antara stasiun pengisian bahan bakar das (SPBG) milik PT Pertamina dan Perusahaan Gas Negara (PGN) berbeda. Pertamina masih menjual BBG Rp 3.100 per liter setara premium (LSP), sedangkan PGN menjual Rp 2.562 per LSP. Hal itu membuat transjakarta antre di empat SPBG milik Pertamina.

"Tarif gas seragam belum dilaksanakan karena Pertamina masih menjual BBG dengan harga lama (Rp 2.652 per LSP)," kata Gubernur Fauzi Bowo di Balaikota DKI Jakarta, Kamis.

Menurut Fauzi, penyeragaman harga BBG sangat mendesak karena pengisian BBG di SPBG Pertamina mengakibatkan jarak antarbus transjakarta (headway) terganggu dan mengalami keterlambatan. Pertamina diharapkan segera menambah jumlah SPBG-nya. Selama ini baru empat SPBG yang menjual BBG.

Lalu Lintas
Transjakarta Dituding Jadi Biang Macet
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary
Rabu, 12 Januari 2011 | 11:27 WIB
Inggried Dwi W
Suasana arus lalu lintas di kawasan Slipi menuju Grogol, Jakarta Barat, Rabu (12/1/2011). Arus lalu lintas di kawasan ini mengalami kemacetan sepanjang hari, diduga setelah beroperasinya TransJakarta koridor IX.
TERKAIT:

* Benar-benar Ini Jalur 'Neraka'!
* Kemanggisan-Tanah Abang 2,5 Jam!
* Inilah Alasan Mengapa Kemanggisan Macet

JAKARTA, KOMPAS.com — Beroperasinya transjakarta Koridor IX Pinang Ranti-Pluit sejak pekan lalu dituding menjadi biang semakin macetnya arus lalu lintas di seputaran Slipi menuju Grogol. Imbas dari kemacetan di kawasan ini menyebabkan tersendatnya arus lalu lintas di jalur menuju Slipi.

Petugas polisi yang bertugas di perempatan Slipi mengakui, beroperasinya transjakarta Koridor IX menjadi salah satu pemicu kemacetan. "Di sini kan memang biasanya macet. Tapi, makin parah sejak ada busway. Jalanannya kan sempit, sementara jalur busway dibikin steril," kata petugas polisi yang tak mau menyebutkan namanya itu, Rabu (12/1/2011).

Kemacetan itu, katanya, terjadi sepanjang hari sejak transjakarta Koridor IX beroperasi. "Padahal, biasanya hanya pagi dan sore aja parahnya," ujar dia.

Kemacetan di jalur tersebut tak hanya berimbas pada lalu lintas di seputar Kemanggisan-Palmerah-Slipi saja, tetapi juga di jalur-jalur menuju Slipi-Grogol. Ke arah Grogol, kepadatan kendaraan sudah terjadi dari Jalan Gatot Subroto.

Joni, tukang ojek yang biasa mangkal di perempatan Slipi, juga mengatakan, situasi arus lalu lintas di kawasan ini semakin parah. Menurutnya, sejak dia mangkal pagi hingga malam hari, kemacetan tak terurai.

"Padahal, kalau siang, biasanya agak lengang. Ini enggak, macet terus. Ya karena busway itu," kata Joni.

Namun, kemacetan parah tersebut mendatangkan keuntungan bagi Joni. Para penumpang memilih naik ojek untuk cepat menuju tempat tujuannya daripada terjebak macet berjam-jam.


Transportasi
Inilah Alasan 15 Trayek Bakal Digusur
Rabu, 12 Januari 2011 | 08:25 WIB
remigius septian
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo

Sebanyak 15 trayek yang dilayani 126 bus kota akan dihapuskan dan dipindahkan. Pasalnya, jalur ke-15 trayek itu lebih dari 50 persen berimpitan dengan jalur bus transjakarta jurusan Pinang Ranti-Pluit di koridor IX dan jurusan Cililitan-Tanjung Priok di koridor X.

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Selasa (11/1/2011) di Balaikota DKI Jakarta, mengatakan, trayek bus kota yang berimpitan dengan jalur bus transjakarta akan dihapuskan dan dipindahkan menjadi angkutan pengumpan bagi angkutan massal itu. Pemindahan trayek dilakukan karena bus kota akan mati jika harus bersaing langsung dengan bus transjakarta.

Menurut Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono, pengalihan trayek itu akan dilakukan bulan Februari mendatang saat operasi bus transjakarta sudah optimal.

Pengalihan trayek itu tidak akan mematikan perusahaan otobus karena mereka dapat menambah jumlah bus di suatu trayek. Selain itu, perusahaan otobus juga sudah jadi bagian konsorsium operator bus transjakarta. Sopir juga dialihkan menjadi pengemudi bus transjakarta.

Sterilisasi Busway
529 Kendaraan Ditilang di Koridor IX-X
Jumat, 7 Januari 2011 | 20:14 WIB

Polisi menilang pengendara yang menerobos jalur busway Koridor 9 di Jalan Letjend S Parman, Jakarta Barat, Jumat (7/1/2011). Penindakan tersebut sebagai usaha untuk sterilisasi jalur tersebut.

Sebanyak 529 kendaraan ditilang oleh petugas gabungan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta dan Polda Metro Jaya saat melakukan sterilisasi jalur bus transjakarta hari pertama di jalur Koridor IX (Pinangranti-Pluit) dan Koridor X (Cililitan-Tanjung Priok), Jumat (7/1/2011).
Sanksi tilang sebagai upaya penegakan hukum akan terus dilakukan.
-- Udar Pristono

Kendaraan yang ditilang terdiri dari kendaraan bermotor pribadi, baik roda empat maupun roda dua, angkutan umum, dan sejumlah angkutan barang. Adapun sterilisasi dipusatkan di Slipi Jaya dan di depan Pengadilan Negeri Jakarta Barat untuk Koridor IX dan Jalan Yos Sudarso serta Jalan Jenderal Ahmad Yani untuk Koridor X.

Secara rinci, jumlah kendaraan yang ditilang terdapat sebanyak 358 (166 sepeda motor, 132 mobil, 47 angkutan umum, dan 13 angkutan barang) untuk Koridor IX. Sementara 171 kendaraan lainnya terdiri dari 67 sepeda motor, 42 mobil, 29 angkutan umum, dan 33 angkutan barang pada Koridor X.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Udar Pristono mengatakan, total personel yang dikerahkan dalam sterilisasi kali ini sebanyak 79 orang yang terdiri dari 38 personel Ditlantas Polda Metro Jaya, 10 personel Dishub DKI Jakarta, empat personel Sudin Perhubungan Jakarta Barat, dua personel POM TNI, 10 personel Satlantas Polres Jakarta Barat, 10 personel Satlantas Polres Jakarta Utara, dan lima personel Satlantas Polres Jakarta Pusat. "Sanksi tilang sebagai upaya penegakan hukum akan terus dilakukan," tegas Pristono.

Sementara itu, data dari Dishub DKI Jakarta, jumlah penumpang di kedua koridor baru itu pada Kamis (6/1/2011) mencapai 22.388, yang terdiri dari 14.032 penumpang Koridor IX dan 8.356 penumpang Koridor X. Jumlah ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan jumlah penumpang pada Selasa (4/1/2011) yang hanya berjumlah 18.300 dan 20.206 penumpang pada Rabu (5/1/2011). "Ini berarti animo masyarakat menggunakan bus transjakarta terus meningkat," katanya.

Ditambahkan Pristono, pihaknya juga tetap akan mengefektifkan sterilisasi saat memasuki akhir pekan atau hari libur nasional.

Transportasi Publik
Busway Koridor IX Memang Edan

Kamis, 13 Januari 2011 | 12:30 WIB

Sejak dioperasikannya bus transJakarta Koridor IX Pinangranti-Pluit, kemacetan di Jalan Gatot Subroto-S Parman Jakarta makin parah, seperti terlihat, Kamis (13/1/2011) siang.

Semenjak dioperasikannya jalur khusus bus transjakarta Koridor IX atau sebut saja Busway IX jurusan Pinang Ranti (Jakarta Timur)-Pluit (Jakarta Utara), kemacetan lalu lintas di Jalan Gatot Subroto-S Parman, khususnya ruas Semanggi-Slipi-Tomang sungguh luar biasa.

Kalau biasanya kemacetan hanya terjadi pada jam-jam puncak pagi dan sore, sekarang ini kemacetan berlangsung sepanjang hari.

Bukan hanya di jalur yang dilalui Busway IX itu saja, kemacetan makin parah juga terjadi di jalan-jalan yang berhubungan dengan koridor itu. Sebut saja Jalan Penjernihan I dan Pejompongan, serta arteri Permata Hijau-Pejompongan. Di jalan itu, kemacetan juga berlangsung nyaris sepanjang hari.

Kemacetan parah ini dikeluhkan banyak warga Jakarta, baik pengendara mobil pribadi maupun sepeda motor. Sebab, kemacetan itu membuat perjalanan mereka menjadi sangat lama dan melelahkan.

Ternyata, bukan hanya pengendara motor dan mobil pribadi yang sangat terganggu kenyamanannya oleh keberadaan Busway IX itu. Para pengguna angkutan umum pun tersiksa. Bukan hanya karena bus yang ditumpanginya harus terjebak kemacetan, tapi juga karena sebagian dari mereka harus berjalan kaki dalam panas atau hujan sampai ke halte tujuan.

Kamis (13/1/2011) sekitar pukul 10.30 WIB, misalnya, bus PPD 213 (Kampung Melayu-Grogol) yang ditumpangi saya tumpangi ternyata masuk tol dalam kota dari Gerbang Semanggi. Keruan saja, para penumpang yang akan turun di kawasan gedung MPR/DPR, Manggala Wanabhakti, Tomang, kebingungan.

"Kok masuk tol, Bang?" tanya penumpang kepada kondektur. "Lihat saja macetnya, Bu. Begitu tuh sampai Tomang," kata sang kondektur santai. Tak lama setelah masuk, kondektur pun berteriak, "MPR, MPR... Manggala"

Para penumpang yang akan ke MPR/DPR dan Gedung Manggala Wanabhakti pun turun ketika bus menepi di ujung pintu masuk Tol MPR. Mereka harus berjalan kaki sekitar 200 meter melawan arus masuk tol yang sempit, kemudian menyeberang jalur arteri Gatot Subroto yang macet.

"Kok busway juga menyusahkan penumpang bus umum, ya?" kata seorang ibu setengah baya yang turun di pintu masuk tol Slipi. "Jadi sebenarnya busway itu untuk siapa?" timpal penumpang lain yang juga harus berjalan kaki beriringan bersama belasan penumpang lain melawan arus kendaraan yang akan masuk tol Slipi.

"Pengendara mobil dan motor terjebak macet, penumpang umum kayak kami-kami juga dibuat sengsara," kata ibu itu.

Berjalan beriringan keluar dari pintu masuk tol itu seorang ibu muda yang tengah mengandung. Dia harus berjalan sangat hati-hati menyusuri pintu masuk tol. Begitu melewati gardu pembayaran, sebuah truk tangki besar sedang mengantre akan membayar tol. Untuk melintas sangat sulit, karena celah yang tersisa tak muat untuk badannya.

Ditingkahi bunyi klakson tangki, ibu muda itu pun bergeser, menyeberang ke arah gardu pembayaran. Tapi beton alas gardu itu sudah dipenuhi pot, sehingga juga hanya menyisakan ruang sekitar 20 cm.

Dengan susah payah dia kemudian turun ke lajur sebelahnya yang kebetulan sedang mengantre mobil sedan, dan loloslah dia dari kesulitan.

"Mudah-mudahan ini enggak lama ya, Pak. Kalau terus seperti ini, saya enggak tahu nanti kalau kandungan saya makin besar," kata ibu muda yang mengaku tinggal di Matraman dan berkantor di daerah Palmerah Utara itu.

Ya, mudah-mudahan Bang Foke yang katanya ahlinya menata kota itu mendengar keluhan warga bahwa Busway IX ini memang menyengsarakan semua...


Dijaga Petugas, Busway Steril

Anggota Polantas mengamankan jalur busway koridor IX di kawasan Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (3/1/2011).

Kedisiplinan warga Jakarta dalam berlalu lintas tampaknya mulai menunjukkan peningkatan. Hal itu setidaknya terlihat dalam sterilisasi di tiga koridor bus transjakarta, yaitu Koridor V, VII, dan X, Jumat (7/1/2011). Dalam kegiatan tersebut, tidak ditemui satu pun pengendara yang melanggar dengan menyerobot jalur transjakarta atau busway.

Sekitar 50 petugas Suku Dinas (Sudin) Perhubungan setempat berjaga-jaga di pintu koridor sejak pukul 06.00. Hingga siang tidak ada pengendara yang memasuki jalur transjakarta.

Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Sudin Perhubungan Jakarta Timur Anggiat Banjar Nahor mengatakan, petugas disebar ke sejumlah titik yang dilintasi tiga koridor, di antaranya Jalan Otto Iskandardinata dan Matraman Raya, tepatnya mulai dari kolong FO Cawang Kompor hingga perempatan Matraman.

Selain itu, juga di depan Markas Kodam Jaya dan Jalan Mayjen Sutoyo hingga perempatan Rawamangun, tepatnya di seberang lapangan golf Rawamangun. Sterilisasi ini dilakukan dua sif sehari. Sif pertama pukul 06.30-10.30 dan sif kedua pukul 15.00-19.00.

"Nantinya sterilisasi jalur busway ini akan dilanjutkan di Koridor II, yakni di Jalan Perintis Kemerdekaan Raya, dari depan Terminal Pulogadung hingga perempatan Coca-Cola," katanya.

Transportasi
Awas! Masuk Jalur Transjakarta Ditilang
Polda Metro Jaya beserta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberlakukan tilang bagi pengendara yang nekat melanggar dengan menyerobot jalur bus transjakarta. Penilangan ini dilakukan sejak Rabu (5/1/2011).

"Polda Metro Jaya mulai menertibkan semua jalur busway. Tercatat 153 tilang dilayangkan," kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Royke Lumowa di Jakarta, Kamis (6/1/2011) kemarin.

Menurut Royke, penindakan dilakukan di semua koridor bus transjakarta, bukan hanya terpusat di koridor baru IX dan X. Berikut data tindakan tilang yang telah dilayangkan. Untuk koridor I rute Blok M-Kota sebanyak 7 surat tilang. Koridor III rute Kalideres-Harmoni sebanyak 13 surat tilang. Koridor V rute Ancol-Kampung Melayu sebanyak 79 surat tilang. Koridor VI rute Ragunan-Dukuh Atas sebanyak 5 surat tilang. Koridor IX rute Pinang Ranti-Pluit sebanyak 37 surat tilang. Koridor X rute Cililitan-Tanjung Priok sebanyak 12 surat tilang.

Busway
Bangun "Flyover" di Sepanjang Koridor X

Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Sutarman mengusulkan untuk dibangun jembatan layang (flyover) guna mengantisipasi kemacetan di sepanjang jalur bus transjakarta Koridor X (Cililitan-Tanjung Priok). "Jauh lebih baik jika dibangun flyover atau jalan bawah tanah (underpass)," kata Sutarman di Jakarta, Kamis (6/1/2011).
Kemacetan kendaraan terjadi akibat banyak putaran U-turn dan pertemuan busway dengan kendaraan yang keluar dan masuk pintu Tol Dalam Kota di sekitar Jalan S Parman, Gatot Subroto, dan MT Haryono.
-- Sutarman

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menguji coba pengoperasian jalur bus transjakarta Koridor IX (Pinang Ranti-Pluit) dan Koridor X (Cililitan-Tanjung Priok), Jumat (31/1/2010). Namun, persoalan kemacetan lalu lintas muncul pasca-uji coba kendaraan tranportasi massal tersebut di sepanjang jalur Koridor IX dan X.

Kemacetan kendaraan terjadi akibat banyak putaran (U-turn) dan pertemuan bus transjakarta dengan kendaraan yang keluar dan masuk pintu Tol Dalam Kota di sekitar Jalan S Parman, Gatot Subroto, dan MT Haryono.

Pemprov DKI Jakarta melalui Gubernur Fauzi Bowo meminta adanya penutupan pintu Tol Dalam Kota di lokasi gerbang masuk Semanggi 1, Tebet, Mampang, Cawang, dan Slipi. Namun, Sutarman menyatakan, kebijakan penutupan gerbang tol merupakan kewenangan PT Jasa Marga sebagai pengelola jalan tol.

Sutarman mengatakan, pihak kepolisian dan Pemprov DKI telah mengusulkan penutupan pintu tol, tetapi hal tersebut sulit direalisasikan karena akan mendapatkan reaksi penolakan dari masyarakat pengguna jalan tol.

Sementara itu, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta menganalisis, ada tiga potensi permasalahan teknis saat pengoperasian bus transjakarta Koridor IX dan X, yakni gerbang pintu masuk dan keluar tol, geometrik jalan yang perlu penyempurnaan, serta kepadatan akibat persimpangan dan aktivitas di median jalan.

Lalu Lintas
Titik Rawan Macet di Slipi-Grogol
Selasa, 4 Januari 2011 | 15:41 WIB
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Sebelum dioperasikan pada Jumat (31/12/2010) ini, di Koridor X Cililitan-Tanjung Priok telah dilakukan tiga kali uji coba bus Transjakarta, yaitu pada 17

Pengoperasian jalur busway Koridor IX rute Pinang Ranti-Pluit masih terkendala kemacetan di beberapa titik. Hal ini menyebabkan perjalanan dengan bus Transjakarta menjadi lama, tidak lancar, dan menyebabkan penumpukan penumpang.

Menurut pemantauan Kompas.com, untuk Koridor IX menuju Pluit, titik kemacetan berada di perempatan Slipi, perempatan Grogol, dan sepanjang Jalan S Parman. Di perempatan Slipi, yang merupakan pertemuan arus dari Jalan Gatot Subroto menuju Jalan S Parman, juga dari Palmerah menuju Petamburan, juga dari Arteri Permata Hijau menuju Palmerah. Di perempatan ini, penumpukan kendaraan cukup banyak, sehingga mengakibatkan kemacetan panjang sampai Jalan Gatot Subroto. Karena macet, kendaraan umum seperti mobil dan bus kota memakai jalur busway.

Sementara di perempatan Grogol, pertemuan arus juga menyebabkan penumpukan kendaraan yang berujung kemacetan. Kendaraan dari arah Jalan S Parman menuju Pluit, juga dari arah Kalideres menuju Kota dan sebaliknya.

Kemacetan yang membuat jalannya Bus Transjakarta juga terkendala putaran jalan, dan pintu keluar tol. Pengemudi bus Transjakarta terlihat ekstra berhati-hati saat mendekati putaran jalan dan pintu keluar tol.

Tidak ada komentar: