INDONESIA GLOBAL
TEKNOLOGI PENDINGIN
Membuat Es Batu Supercepat
Nawa Tunggal
Minuman berpendingin es batu diminati sebagian besar pelanggan di kantin atau rumah makan. Peneliti di Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta, melakukan inovasi untuk memenuhi kebutuhan pembuatan es batu yang supercepat untuk minuman secara higienis sehingga penggunaan energi pun menjadi hemat dan efisien.
”Kalau dengan mesin refrigerator atau kulkas, pembuatan es batu bisa mencapai dua jam. Teknologi yang saya kembangkan mampu membentuk es batu dalam waktu 45 menit,” kata Harjadi Gunawan dari Fakultas Teknik Unika Atma Jaya, Kamis (3/3) di Jakarta.
Harjadi merancang alat pembuat es batu dengan merekayasa pipa evaporator atau pipa pendingin. Pipa tersebut dirancang menyatu dengan pencetak es batu.
Pada refrigerator, lazimnya pipa evaporator terpisah dengan pembentuk es batu. Ruang atau jarak yang terbentuk itu menghambat kecepatan proses pembekuan air.
Pipa evaporator memuat freon sebagai fluida pendingin. Freon paling efektif untuk membekukan air yang memiliki titik beku 0 derajat celsius.
Freon memiliki titik uap (didih) antara minus 10 derajat celsius sampai 0 derajat celsius. Freon inilah yang menyerap kalor atau energi panas pada air hingga air tersebut membeku.
Bunga es
Perbedaan lain perekayasaan teknologi pendinginan air ini terletak pada proses pembentukan es batu, yaitu dengan proses pembentukan lapisan bunga es.
Menurut Harjadi, pembentukan es batu itu seperti pembuatan kue lapis. Es batu tersusun dari lapisan-lapisan bunga es. Bunga es terbentuk akibat penyemprotan air dari bawah lewat mulut pipa penyemprot. Semprotan air akan menyentuh alat pencetak yang menyatu dengan pipa evaporator sehingga akan segera membeku dan membentuk lapisan bunga es.
Penyemprotan air pada awal tidak bisa langsung membentuk lapisan bunga es karena air yang disemprotkan memiliki suhu masih relatif tinggi.
Suhu air pada keadaan normal mencapai rata-rata 25 derajat celsius. Air dengan suhu tersebut ketika disemprotkan tidak langsung membeku dan akan jatuh kembali ke penampungan.
Makin lama air makin mendingin karena saat disemprotkan menyentuh pencetak es yang dinginnya mencapai minus 10 derajat celsius.
Suhu air di penampungan lama-kelamaan juga turun. Ini karena semprotan air yang tidak membeku akan terjatuh dan masuk kembali ke penampungan dengan suhu yang makin rendah.
Suhu air di penampungan yang makin rendah mempercepat pembentukan bunga es. Lapisan bunga es itulah yang kemudian menumpuk, mengeras karena beku, dan menjadi es batu.
Proses pembentukan es batu hanya 45 menit. Es batu tercetak berukuran kubus dengan panjang sisi 3 sentimeter.
Ada sistem sensor yang dikembangkan. Manakala es batu sudah terbentuk, akan jatuh dengan sendirinya ke wadah penampungan es batu.
”Rancang bangun alat pencetak es batu ini untuk memenuhi kebutuhan 70 kilogram es batu per hari sesuai dengan kebutuhan kantin di universitas ini,” kata Harjadi.
Perbaikan mulut pipa
Harjadi mengatakan, inovasinya memang masih butuh perbaikan lebih lanjut, khususnya pada mulut pipa penyemprot air. Perbaikan terutama agar semprotan air menyentuh lapisan pencetak tanpa menggerus lapisan bunga es yang sudah terbentuk terlebih dulu.
”Perbaikan fungsi mulut pipa penyemprot untuk meningkatkan kecepatan pembentukan es batu,” kata Harjadi.
Harjadi mengembangkan inovasi ini sejak tahun 2010. Saat ini Harjadi belum mengurus pengajuan hak paten.
Gagasan rancang bangun alat pencetak es batu supercepat ini tampak sederhana, tetapi manfaatnya nyata.
Selain tidak menyerap energi listrik berlebih, penggunaan es batu ini tidak merepotkan. Tidak seperti tatkala menggunakan es balok yang terlebih dulu harus diusung dalam ukuran besar, kemudian harus dipecah menjadi ukuran lebih kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar