Locations of visitors to this page JAMBI GLOBAL: JEMBATAN SELAT SUNDA ADALAH JALAN KELUAR YANG TERBAIK

Kamis, 03 Maret 2011

JEMBATAN SELAT SUNDA ADALAH JALAN KELUAR YANG TERBAIK

INDONESIA GLOBAL




Kapal Terbakar
Kapolda: 434 Selamat, 12 Meninggal Dunia

Bangkai KMP Laut Teduh 2 masih mengeluarkan asap akibat kebakaran terlihat di Anyer, Serang, Banten, Jumat (28/1/2011). KMP Laut Teduh 2 yang melayani pelayaran dari Pelabuhan Merak ke Bakahueni, Lampung tersebut mengalami kebakaran sekitar pukul 04.00 WIB. Akibat peristiwa ini 12 orang penumpang meninggal dunia.

Sebanyak 434 penumpang kapal feri Laut Teduh 2 yang terbakar di Selat Sunda berhasil dievakuasi, tetapi 12 orang di antaranya meninggal dunia, sebagian besar karena terjun ke laut.

"Laporan yang kami terima dari petugas di lapangan, sebanyak 434 penumpang sudah berhasil dievakuasi, 12 orang di antaranya meninggal dunia," kata Kepala Polda Banten Brigjen (Pol) Agus Kusnadi saat meninjau proses evakuasi kapal yang terbakar di sekitar Pantai Anyer, Serang, Jumat (28/1/2011).

Sebanyak 12 korban yang meninggal dunia sebagian besar karena mereka terjun ke laut kemungkinan karena panik. Korban meninggal dan luka-luka sudah dibawa ke RS Krakatau Medika, dua orang di antaranya sudah dibawa ke Bakauheni, Lampung.

Menurut Agus, kapal feri Laut Teduh 2 yang tebakar di Selat Sunda tersebut membawa ratusan penumpang yang hendak menyeberang ke Bakauheni, Lampung, serta mengangkut sekitar 93 unit berbagai jenis kendaraan.

Kapal tersebut diperkirakan terbakar sekitar pukul 03.59 WIB setelah perjalanan sekitar 45 menit dari Pelabuhan Merak.

"Saya mendapat laporan dari PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Merak, kapal tersebut terbakar sekitar pukul 03.59 WIB," kata Agus.

Sekitar sembilan kapal feri dari PT ASDP Merak dikerahkan untuk membantu evakuasi dibantu lima kapal tugboat dan kapal dari Polair Polda Banten dan Pangkalan TNI AL Banten.

Kapal yang terbakar akhirnya ditarik ke lokasi yang lebih aman untuk proses evakuasi, yakni ke sekitar Pantai Anyer di depan Hotel Mandalika Anyer.

Sementara itu, pantauan di lokasi kejadian, tiga unit kendaraan pemadam kebakaran dari Kota Cilegon dan Serang bersiaga tidak jauh dari lokasi terbakarnya kapal feri Laut Teduh 2 yang berada di sekitar Pantai Anyer, tepatnya di dermaga Hotel Mandalika Anyer Serang.

"Kami sudah melakukan upaya pemadaman, tetapi kesulitan karena angin kencang dan jaraknya yang terlalu jauh dari dermaga sehingga air tidak sampai," kata Nasrullah, salah seorang tim pemadam kebakaran Kabupaten Serang.

Menurutnya, pemadaman yang dilakukan dari darat menggunakan kendaraan unit pemadam kebakaran kesulitan menjangkau kapal karena jaraknya yang terlalu jauh dari darat serta arah angin yang berlawanan dengan titik pemadaman.

Petugas masih menunggu perintah selanjutnya. Pemadaman harus dilakukan menggunakan kapal tugboat pemadam kebakaran yang bisa mendekati titik terbakarnya kapal.

Kapal feri Laut teduh 2 yang terbakar menjadi tontonan ribuan warga Anyer dan sekitarnya yang mendatangi lokasi. Sementrara itu, kondisi kapal yang terbakar masih terus mengeluarkan asap hitam pekat yang membumbung ke udara dan sesekali api keluar dari atas kapal disertai beberapa kali ledakan keras.
Sumatera-Jawa
Jembatan Selat Sunda Solusi Permanen

Kamis, 3 Maret 2011 | 03:09 WIB

Ratusan mobil dan motor antre masuk ke kapal roro di Dermaga II Bakauheni, Lampung.

BANDAR LAMPUNG
Jembatan Selat Sunda (JSS) yang menghubungkan Sumatera dan Jawa merupakan solusi permanen dari fenomena stagnasi lalu lintas kendaraan di Bakauheni-Merak yang sering terjadi akhir-akhir ini.

Menurut Gubernur Lampung, Sjachroedin ZP, kemacetan di Merak-Bakauheni, bukan hanya akhir-akhir ini terjadi. Jika kondisi ini dibiarkan, akan terjadi kerugian ekonomi dan waktu yang luar biasa besar bagi daerah-daerah di Sumatera maupun Jawa.

"Pelabuhan penyeberangan Merak-Bakauheni semakin sulit mengimbangi lonjakan kendaraan, apalagi ke depannya nanti. Untuk itu, pembangunan (JSS) harus dimulai. Bukan hanya untuk kita, tetapi untuk anak cucu kita ke depan," tuturnya, Rabu (2/3/2011).

Ia optimistis, pembangunan JSS bukanlah sekadar cita-cita selama pemerintah khususnya di pusat, serius mewujudkannya. Namun, yang menjadi salah satu kendala, biaya pembangunan JSS cukup tinggi, diperkirakan mencapai Rp 100 triliun. "Investornya sudah ada dari China, Keppres sudah dibentuk. Kita harapkan itu (JSS) segera terwujud," ucapnya.

Selain mendongkrak inflasi, terjadinya kemacetan di Merak-Bakauheni yang intensitasnya semakin tinggi akhir-akhir ini juga memicu kerugian yang besar bagi pengusaha. Berdasarkan data Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), kerugian akibat kemacetan di Merak Bakauheni ditaksir bisa mencapai Rp 510 miliar per hari.

Menurut Ketua Apindo Lampung, Yusuf Kohar, kerugian muncul dari pertambahan biaya operasional transportasi, biaya tunggu proses produksi, serta kerugian kerusakan barang. "Yang menjadi persoalan, semacam ini kan sudah klise, sering terjadi. Harusnya sudah ada antisipasi," ujar dia.

Kembali padat

Sementara itu, kondisi di Pelabuhan Bakauheni, Rabu (2/3/2011) kembali padat, setelah empat hari terakhir sempat lengang. Sejak Senin (1/3) malam sampai Selasa (2/3) pagi, banyak antrean truk. "Tapi, antrean itu masih tertampung di kantung-kantung parkir dermaga, tidak sampai keluar (areal pelabuhan)," tutur Syafruddin Hadi, petugas di Pelabuhan Bakauheni.

Penyeberangan Bakauheni Merak kembali tersendat akibat cuaca buruk. " Angin kencang dan ombak tinggi muncul kembali hari-hari terakhir ini," tuturnya.


Selat Sunda Ditambah Empat Kapal Lagi

Selain 19 kapal yang sudah beroperasi dari pagi, sedikitnya empat kapal lagi akan membantu penyeberangan dari Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung, Minggu (27/2/2011).

Dua kapal yang membantu operasi di Selat Sunda merupakan kapal yang selesai mwnjalani perawatan. Dua kapal lain adalah kapal perbantuan. Tambahan kapal diharapkan bisa membantu menambah perjalanan penyeberangan truk sehingga mengurangi kepadatan di jalan.

Sementara antrean truk yang akan menyeberang masih terlihat di Merak hingga di dalam jalan tol.

Selat Sunda Diperketat, Antrean Padat

Jika jembatan Selat Sunda sudah dibangun, pemandangan seperti ini tidak akan terjadi lagi.

Antrean panjang kendaraan, khususnya truk, semakin sering terjadi di Bakauheni pascamusibah KM Laut Teduh II yang terbakar di Selat Sunda. Faktor kehati-hatian operator dan regulator penyeberangan kapal dipandang memicu antrean panjang itu.

Pihak Syahbandar dan PT ASDP Indonesia Ferry Bakauheni dan Merak menerapkan kebijakan pengetatan manifest data penumpang per 1 Februari 2011, pascamusibah KM Laut Teduh II. Setiap penumpang, khususnya yang berjalan kaki, kini wajib dicatatkan identitasnya.

Begitu pula dengan sopir-sopir truk dan travel. Form isian ini diberikan di loket pembayaran dan wajib diisi, serta diserahkan ke awak kapal. "Jadinya kan memakan waktu tambahan. Dari biasanya hanya butuh waktu dua menit, kini jadi lima menit lebih," ujar Elon (40), sopir truk asal Bandar Lampung, Sabtu (12/2/2011).

Akhir pekan lalu, antrean panjang truk yang hendak menyeberang di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, masih terus terjadi. Ratusan truk terlihat antrea hingga ke luar areal pelabuhan, yaitu hingga Pasar Bakauheni. Jalur yang menuju ke arah pelabuhan dipenuhi truk.

Selama beberapa hari sebelumnya, antrean ini bahkan sempat mengakibatkan kemacetan di jalan lintas pantai timur Sumatera sepanjang hingga 2,5 km. Akibatnya, sopir-sopir truk terjebak selama sehari semalam sebelum akhirnya bisa menaiki kapal feri.

Faktor kehati-hatian juga membuat operator buru-buru melakukan perawatan terhadap kapal-kapalnya. Berdasarkan data PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni, saat ini, terdapat tujuh kapal sekaligus yang tengah ikut perawatan rutin (docking). Enam lainnya tidak beroperasi. Padahal, hari-hari sebelumnya rata-rata hanya 2-3 kapal yang menjalani docking sekaligus.

Akibatnya, jumlah kapal yang beroperasi sangat sedikit yaitu rata-rata 18 kapal. Padahal, normalnya, jalur padat penumpang ini dilayani di atas 20 kapal per hari. Akibat pengetatan manifest data, waktu sandar kapal pun semakin lama, kini menjadi rata-rata 1,5 jam 2 jam dari normalnya 1 jam.

"Proses (bongkar muat) kapal sekarang tidak seperti dulu. Kalau dulu bisa cepat karena penumpang dan kendaraan bisa begitu saja naik (ke atas kapal). Sekarang kan harus dicatat dulu, di kapal lalu dilakukan pengecekan manifest lagi. Kemudian, manifest dibawa ke Syahbandar baru keluar SIB (surat izin berlayar)," tutur I Putu Widhiatmaja, petugas dari PT ASDP Indonesia Ferry Bakauheni.

Dermaga minim

Selain ketentuan manifest, berdasarkan pantauan, tidak maksimalnya pelayanan jasa penyeberangan di Bakauheni juga dipicu persoalan fasilitas. Dari lima dermaga yang dapat dimanfaatkan di Pelabuhan Bakauheni, hanya tiga yang kini dioptimalkan.

Dermaga plengsengan kini banyak digunakan untuk perawatan kapal, sementara dermaga IV tidak optimal karena tidak memiliki fasilitas peredam benturan kapal (dolphin). Padahal, jika kelima dermaga beroperasi sekaligus, ditambah banyaknya kapal, perjalanan kapal pun akan semakin banyak.


Penumpang di Pelabuhan Bakauheni Didata

Otoritas Pelabuhan Bakauheni, Lampung, memperketat pendataan manifest penumpang, setelah peristiwa terbakarnya KM Laut Teduh II di Selat Sunda, Jumat (28/1/2011), yang menewaskan puluhan penumpang. Hal ini dilakukan untuk mencegah kesimpangsiuran data penumpang, seperti saat terjadi musibah KM Laut Teduh

Menurut Administratur Pelabuhan Bakauheni, Mohamad Ali, upaya penyempurnaan data manifest penumpang ini dilakukan untuk memastikan jumlah penumpang di setiap kapal dari Bakauheni menuju Merak.

Di loket tiket, setiap kendaraan kini didata jumlah penumpangnya. Sopir-sopir pun diminta memberikan data lengkap mengenai nama dan alamatnya kepada awak kapal menjelang keberangkatan. Begitu pula dengan para penumpang pejalan kaki. Ketika membayar tiket, petugas meminta mereka mencatatkan identitas.

Sebelum musibah KM Laut Teduh II, prosedur semacam ini tidak dilakukan. Penumpang pejalan kaki maupun kendaraan hanya diberi tiket tanpa mencatatkan identitas.

Tidak ada komentar: