INDONESIA GLOBAL
Ribuan Warga Aceh Terjangkit HIV?
Kasus HIV meningkat karena pengaruh keterbukaan paskakonflik dan tsunami.
Kamis, 3 Maret 2011, 14:44 WIB
Peringatan Hari AIDS Sedunia
Komisi Penangulangan AIDS (KPA) Aceh mencatat, ada 71 orang dengan HIV/AIDS di provinsi tersebut. Namun, jumlah estimasinya bisa berlipat ganda, lebih dari 1.000 orang.
"Kita estimasikan 289 orang telah terjangkit AIDS. Sementara yang tertular HIV itu sekitar 1.840 orang. Banyak yang belum melaporkan karena mungkin masih menganggap itu penyakit yang memalukan," kata Staf Pengelola Program KPA Aceh, Dewi Fahrina, Kamis, 3 Maret 2011.
Hubungan seksual, tambah dia, diperkirakan merupakan penyumbang terbesar kasus-kasus penularan HIV/AIDS di Aceh. Hal itu juga dipengaruhi karena semakin terbukanya Aceh paskakonflik dan tsunami.
"60 Persen kasus yang ada itu penyebabnya hubungan seks. Kebanyakan penularannya karena dibawa oleh orang yang meninggalkan Aceh saat konflik dan tsunami, dan kemudian kembali lagi ke Aceh," tambah dia.
Sebelumnya wakil Gubernur Aceh, Muhammad Nazar, yang juga merupakan Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Aceh menyebutkan, narkoba penyumbang terbesar kasus HIV/AIDS di Aceh. Tapi kata Dewi, Narkoba hanya menyumbang 20 persen dari kasus penyebaran HIV/AIDS di Aceh.
"Selebihnya dari kasus yang ada adalah penularan dari ibu yang terjangkit HIV/AIDS kepada anaknya," ujarnya.
Komisi Penanggulangan AIDS Aceh terus melakukan pendataan dan sosialisasi penyebaran HIV/AIDS dengan melakukan penyuluhan ke tiap sekolah dan pesantren. Menurut data, kata Dewi, orang yang teridentifikasi HIV/AIDS di Aceh masih berusia produktif antara 20 sampai 40 tahun, dengan persentase 60 persen adalah laki-laki.
"Kasus yang paling dominan itu terdapat di Aceh Timur, Tamiang, Pidie, Kota Langsa, dan Banda Aceh," ungkapnya.
Dewi menyebutkan, berdasarkan temuan mereka di lapangan, pengaruh semakin terbukanya Aceh paskakonflik dan tsunami menyumbang meningkatnya kasus HIV/AIDS di Aceh. Kebanyakan dari beberapa kasus orang-orang yang terjangkit, karena ditularkan oleh orang yang pernah meninggalkan Aceh saat konflik dan tsunami.
"Rata-rata kasusnya memang seperti itu. Memang kan setiap kasus itu baru bisa diditeksi terjangkit kan setelah lima tahun. Sebelum konflik dan tsunami juga ada, tapi kita belum memulai pendataan seperti sekarang ini," ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar