Locations of visitors to this page JAMBI GLOBAL: BOLA: NURDIN HALID TAK INGIN LENGSER DEMO DI MANAMANA LENGKAP

Rabu, 23 Februari 2011

BOLA: NURDIN HALID TAK INGIN LENGSER DEMO DI MANAMANA LENGKAP

INDONESIA GLOBAL
 

Demonstrasi menuntut mundur Nurdin Halid di kantor PSSI, Jakarta
Ratusan Pendemo Desak Nurdin Halid Turun
Pengunjuk rasa merupakan suporter Arema Malang, PSIS Semarang, Persibo dan Boromania.
Rabu, 23 Februari 2011, 13:09 WIB

Demonstrasi menuntut mundur Nurdin Halid di kantor PSSI, Jakarta


Sekitar 500 orang yang tergabung dalam Alinasi Suporter Seluruh Indonesia mengelar aksi unjuk rasa di depan kantor Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di Senayan, Jakarta. Mereka menentang pencalonan Nudin Halid sebagai Ketua Umum PSSI periode 2011-2015.

Pengunjuk rasa merupakan gabungan suporter klub-klub sepakbola seperti Arema Malang, PSIS Semarang, Persibo Bojonegoro, dan Boromania. Di antara mereka ada yang datang dengan membawa kendaraan dilengkapi perangkat sound system.

Dalam aksinya, mereka meneriakkan "revolusi PSSI" dan mendesak Nurdin Halid mundur dari bursa pencalonan Ketua Umum PSSI. Sejumlah spanduk dan poster yang bertuliskan desakan agar Nurdin segera turun, dipasang pengunjuk rasa di pagar halaman kantor PSSI.

Sejauh ini, aksi berlangsung tertib.

Dari pantauan VIVAnews.com, massa demonstran datang dari berbagai daerah, antara lain dari Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Mereka mulai berunjuk rasa sejak pukul 12 siang.

Koordinator demonstran dari Semarang, Wares, menegaskan mereka menuntut Nurdin turun karena selama ini dinilai tidak membawa hasil positif dalam persepakbolaan Indonesia. "Ini puncak dari Piala AFF," kata dia. Di ajang internasional itu, meski menang di final leg ke-2, tim Merah Putih ditundukkan Malaysia dan kembali gagal memboyong piala.

Karena unjuk rasa ini, kantor PSSI ditutup sementara. Di kawasan itu, sebanyak 700 personil gabungan dari Brimob dan Polda Metro Jaya telah berjaga-jaga sejak pagi. Bahkan, satu kendaraan barakuda ikut disiagakan.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Baharudin Djafar, meminta pengunjuk rasa melakukan aksi secara tertib. "Tentunya, kami akan lakukan pengamanan dan pengawalan terhadap pengunjuk rasa," kata Djafar.

Ical: Golkar Tak Campuri Urusan PSSI
Ical menegaskan, kader partai lain juga ada yang di PSSI.
Selasa, 22 Februari 2011, 18:54 WIB

Aburizal Bakrie di forum blogger 'Obrolan Langsat

Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie kembali menegaskan bahwa Golkar tidak ikut campur dalam urusan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Begitu juga sebaliknya. Jadi urusan pemilihan Ketua Umum PSSI, Golkar tidak terlibat sama sekali.

"PSSI tidak mengurusi politik, tetapi mengurus olahraganya (sepakbola) itu. Siapa pun yang terpilih, Partai Golkar tidak punya hubungan dengan PSSI," tegas Ical, panggilan akrabnya, usai silaturahmi dengan pengurus dan kader Partai Golkar Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Selasa 22 Februari 2011.

Ical mengakui bahwa dua kandidat calon ketua umum PSSI: Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie, merupakan kader Partai Golkar. "Tapi Partai Golkar tidak ikut campur dalam urusan PSSI," tegas Ical.

Kemarin, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menegpora) mendesak PSSI mengubah hasil verifikasi calon ketua umum PSSI periode 2011-2015 yang cuma meloloskan dua nama kandidat, yakni Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie. Dua kandidat lainnya yang gagal lolos yakni, Arifin Panigoro dan George Toisutta.

Dua nama itu disebut-sebut sebagai bentuk intervensi Partai Golkar terhadap PSSI. Namun, Ical mengklarifikasi tudingan itu melalui akun Twitter-nya, kemarin. Ia mengatakan, "Jika Golkar dikait-kaitkan karena ada kadernya di PSSI, perlu diketahui bahwa kader partai lain juga ada di PSSI."


Memori Banding George Diserahkan ke PSSI
"Aktif di lingkungan sepakbola, sesuai Statuta FIFA, tidak harus di lingkungan PSSI saja."
Selasa, 22 Februari 2011, 18:47 WIB

KSAD Jenderal TNI George Toisutta

VIVAnews - Tim kuasa hukum Kepala Staf TNI AD Jenderal George Toisutta dan pengusaha Arifin Panigoro kembali mendatangi kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Selasa, 22 Februari 2011. Mereka hadir untuk melengkapi berkas banding kliennya itu.

Harjon Sinaga dan Rofiq Sungkar tiba di kantor PSSI sekitar pukul 16.30 WIB. Kedua pengacara ini kembali diterima oleh Direktur Bidang Kesekretariatan PSSI, Idrus Hamid.

"Kami telah menyerahkan secara resmi keberatan atau memori banding klien kami, George Toisutta dan Arifin Panigoro, atas surat keputusan Komite Pemilihan PSSI," kata Harjon. "Lewat memori banding ini kami meminta agar Komite Banding meloloskan klien kami dalam pencalonan ketua, wakil ketua umum, maupun anggota Komite Eksekutif PSSI periode 2011-2014."

George dan Arifin merupakan calon ketua umum PSSI pada Kongres PSSI di Bali, akhir Maret mendatang. Namun, Komite Pemilihan PSSI menyatakan keduanya tidak lolos verifikasi.

Menurut Harjon, salah satu alasan Komite Pemilihan mencoret kliennya adalah karena keduanya dianggap tidak memenuhi syarat pernah sekurang-kurangnya lima tahun aktif di dunia sepakbola di lingkungan PSSI. Alasan ini dinilai Timbul terkesan dipaksakan. Pasalnya, statuta FIFA tidak mengharuskan calon aktif di sepakbola yang berada di lingkungan PSSI saja.

"Aktif di lingkungan sepakbola, sesuai Statuta FIFA, tidak harus di lingkungan PSSI saja, tapi di luar lingkungan PSSI juga bisa," kata Harjon.

Pada kesempatan yang sama, Timbul juga meminta agar Komite Banding mendiskualifikasi Nurdin Halid dari bursa pencalonan. Pasalnya, Nurdin dianggap tidak memenuhi syarat sesuai dengan Statuta FIFA dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

"Sesuai dengan Statuta PSSI maupun FIFA dinyatakan bahwa terpidana tidak boleh dicalonkan sebagai anggota Komite Eksekutif PSSI," kata Harjon. "Karena itu, kami meminta agar Komite Banding mendiskualifikasi Nurdin Halid yang merupakan terpidana kasus korupsi. Permohonan ini kami masukkan dalam memori banding yang telah kami berikan tadi."

Calon Komite Eksekutif PSSI Juga Ikut Banding
Sihar mengaku telah menemukan beberapa kekeliruan pada surat keputusan Komite Pemilihan.
Selasa, 22 Februari 2011, 17:52 WIB

Sihar Sitorus

Sihar Sitorus tidak terima pencalonan dirinya sebagai anggota Komite Eksekutif PSSI ditolak oleh Komite Pemilihan. Sihar melalui kuasa hukumnya pun resmi mengajukan banding, Selasa, 22 Februari 2011.

Sihar diwakili oleh pengacara Catur Agus Saptono. Catur tiba di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, sekitar puku 12.51. Surat memori banding Sihar diterima oleh pegawai sekretariat PSSI, Soraya Farina.

Kepada wartawan, Catur mengaku telah menemukan beberapa kekeliruan pada surat keputusan Komite Pemilihan PSSI. Salah satunya adalah mengenai keabsahan formulir yang digunakan Sihar.

Menurut Catur, melalui surat bernomor bernomor 18/KP-KOMEK PSSI/II/2011, Komite Pemilihan menyatakan pencalonan Sihar menggunakan formulir yang tidak resmi. Selain itu, formulir tersebut juga ditandatangani oleh pihak yang tidak berwenang dalam pengajuan nama bakal calon.

"Padahal kami mengajukan dengan formulir resmi dan Pengurus Provinsi PSSI adalah pemilik suara dan telah memberikan suara saat Kongres di Bali," kata Catur kepada wartawan. "Kami khawatir kalau formulir itu hilang, dan karena tidak ketemu, Komite Pemilih akhirnya memilih untuk mengagalkan pengajuan Sihar."

Sihar diusulkan oleh Pengurus Provinsi PSSI Sumatera Utara sebagai bakal calon anggota komite eksekutif. Pencalonan pemilik klub Pro Duta tersebut ditandatangani Plt. Ketua Nur Rasyid dan Sekretaris Choking Susilo Saragih. Namun, oleh Komite Pemilihan, Sihar dinyatakan tidak lolos vefirikasi. "Kalau banding kami tidak diterima, kami akan lapor ke FIFA," Catur mengancam.

Komite Banding sendiri memberikan waktu tiga hari sejak Minggu, 20 Februari 2011, bagi bakal calon yang merasa tidak puas dengan keputusan Komite Pemilihan untuk mengajukan banding. Selanjutnya Komite Banding akan memprosesnya selama tiga hari.


Demo Menentang Nurdin Pecah di Sejumlah Kota
Unjuk rasa antara lain berlangsung di Jakarta, Semarang, Solo, dan Aceh.
Selasa, 22 Februari 2011, 16:40 WIB

Nurdin Halid (kiri) dan Nugraha Besoes

Ratusan pemuda Aceh yang menamakan dirinya Masyarakat Aceh Pencinta Sepakbola berunjuk rasa di Simpang Lima, Banda Aceh. Mereka menentang pencalonan Nurdin Halid sebagai Ketua Umum PSSI periode 2011-2015.

"Kami menuntut Nurdin Halid mundur dari jabatan ketua umum dan pengurus PSSI karena telah mencoreng citra PSSI sebagai wadah olahraga yang paling populer di Indonesia ini," kata Oki Rahmatna Tiba, Koordinator Aksi Masyarakat Aceh Pecinta Sepakbola, Selasa, 22 Februari 2011.

Dalam pernyataan sikapnya, Masyarakat Aceh Pecinta Sepakbola juga mendesak PSSI untuk melaksanakan kongres secara fair, tanpa politik uang.

Pengunjuk rasa juga mengecam pernyataan Ketua PSSI Aceh yang juga Ketua KONI Aceh, Zainuddin Hamid, yang secara terbuka mendukung Nurdin sebagai Ketua Umum PSSI periode mendatang. "Kami mendesak PSSI Aceh mencabut peryataan yang mendukung Nurdin Halid sebagai ketua umum PSSI," kata Oki.

Demonstrasi serupa berlangsung di depan kantor PSSI, Senayan, Jakarta. Massa mengaku berasal dari kelompok suporter Persibo Bojonegoro, Boromania, ditambah kelompok yang mengaku sebagai pecinta sepak bola asal Semarang.

Aksi menentang Nurdin Halid juga digelar di Semarang. Di sini, yang berunjuk rasa adalah Forum Komunikasi Putra-putri Purnawirawan dan Putra-putri TNI Polri (FKPPI), Komunitas Pecinta Bola (KPB), dan Gerakan Pemuda Nusantara (GPN).

Di Solo, massa yang mengaku sebagai Komunitas Pecinta Sepak Bola Solo, juga menggelar aksi serupa. Mereka mengusung poster-poster yang mengecam Nurdin Halid dan pengurus pusat PSSI.

Suporter Persibo Unjuk Rasa di PSSI
Mereka menuntut perubahan di tubuh PSSI dan menuntut Nurdin Halid mundur.
Selasa, 22 Februari 2011, 13:11 WIB

Kantor PSSI

Sekitar 200-an suporter Persibo Bojonegoro, Boromania, menggelar unjuk rasa di depan kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Selasa siang, 22 Februari 2011.

Mereka menuntut perubahan di tubuh PSSI. Salah satunya menuntut Nurdin Halid mundur dari calon Ketua Umum PSSI. Unjuk rasa dimulai sekitar pukul 12.00 WIB di depan pintu masuk kantor PSSI. Mereka naik bis dari Bojonegoro, Senin kemarin, dan tiba hari ini, Selasa 22 Februari, di Jakarta.

Massa pendemo membawa berbagai spanduk yang isinya menuntut perubahan kepengurusan di tubuh PSSI. Salah satu spanduk juga menuliskan tuntutan kepada Nurdin agar mundur dari jabatannya.

"Aksi ini akan digelar sampai Sabtu depan terus menerus. Suporter Boromania lainnya akan datang secara bergelombang," kata Arif Bondet, Sekjen Boromania. "Tuntutan kami adalah Nurdin harus mundur dari pencalonan PSSI. Hari ini, kami akan melakukan kooordinasi dengan kelompok suporter lainnya."

Saat ini, massa sedang berkumpul di depan kantor PSSI dan menyanyikan yel-yel. Kantor PSSI terlihat tutup dan tidak terlihat aktivitas seperti hari biasa. Ratusan polisi berjaga-jaga mengamakan lokas ditemani anjing pelacak.

"Demo seperti ini bagi PSSI sudah biasa. Pasti, ada kepuasan dan ketidakpuasan setelah pengumuman calon ketua umum PSSI," kata Sekjen PSSI Nugraha Besoes. "Kami harus bijak menyikapinya, karena di alam demokrasi hal-hal seperti ini tidak perlu kita larang. Kami hanya berharap tidak menjadi anarkis, misalnya sampai merusak fasilitas umum."

Tidak ada komentar: