INDONESIA GLOBAL
Liang lahat makam Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Jombang, Jawa Timur
Putri Gus Dur: Makam Turun Beberapa Kali
"Sebagai makam yang masih baru, tanah makam Gus masih belum padat."
Jum'at, 18 Februari 2011, 21:29 WIB
Makam Gus Dur
Makam mantan Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, sempat ambles. Beredar kabar, kain kafannya masih terlihat bersih.
Putri Gus Dur, Alissa Wahid menjelaskan, penurunan makam terjadi pada Selasa (15/2) sore, setelah hujan deras mengguyur Jombang.
"Sebagai makam yang masih baru, tanah makam Gus masih belum padat, sehingga beberapa kali mengalami penurunan. Diperkirakan sekitar dua sampai tiga tahun," kata Alissa dalam akun Twitter, Jumat 18 Februari 2011.
Meski beberapa kali mengalami penurunan, Alissa mengakui, ini yang paling parah. "Kali ini turun paling dalam. Air yang cukup deras tidak tertampung saluran yang ada," tambah dia.
"Rabu pagi, dengan arahan Bu Nyai farida Sholah, kami dan pengurus pondok pesantren telah ambil beberapa langkah pencegahan," tambah Alissa.
Sementara, Lukman Hakim, salah seorang pengurus Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang mengatakan, makam ambles pukul 15.00 WIB tepatnya saat Maulid.
Pihak pesantren menambahkan tanah ke makam Gus Dur. "Kalau diurung kira-kira sampai membutuhkan tiga karung tanah," terang Lukman.
Gus Dur wafat pada Rabu 30 Desember 2009 sekitar pukul 18.40 WIB. Kondisi kesehatan Gus Dur menurun sejak menjalani operasi gigi Senin 28 Desember 2009 lalu.
Makam Gus Dur Ambles Saat Hujan Deras
Peziarah makam Gus Dur menjadi saksi mata saat makam ambles.
Jum'at, 18 Februari 2011, 14:57 WIB
Liang lahat makam Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Jombang, Jawa Timur
Lukman Hakim, salah seorang pengurus Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur membenarkan peristiwa amblesnya makam mantan Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Meski keluarga Gus Dur di Jakarta baru mendapat kabar hari ini, peristiwa itu sebetulnya terjadi pada Selasa lalu.
"Yang saya tahu, itu terjadi Selasa kemarin, 15 Februari 2011 sekitar pukul 03.00 WIB saat Maulid Nabi Muhammad SAW," kata Lukman Hakim dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Jumat 18 Februari 2011.
Saat itu peziarah membludak dan hujan turun cukup deras.
Menurut dia, amblesnya makam Gus Dur itu cukup dalam. Berapa kedalamannya? "Kalau diurug (ditutup) kira-kira membutuhkan tiga karung tanah," kata Lukman.
Saat ini, lanjut dia, sedang dilakukan perbaikan di makam Gus Dur. Kondisi makam Gus Dur berada di komplek pondok pesantren dengan permukaan paving blok.
Lukman juga mendapat kabar bahwa saat ambles itu, kain kafan Gus Dur terlihat sangat bersih seperti baru. "Saya dengar dari mereka yang berziarah menjelang peringatan Maulid," ujar dia.
Sementara adik kandung Gus Dur, Sholahuddin Wahid atau Gus Sholah mengaku baru mendengar kabar itu kemarin. "Saya malah baru dengar kemarin. Kalau, ditanya ambles atau kain kafannya masih utuh, ya lihat saja sendiri. Saya masih di Jakarta ini," tegas Gus Sholah.
Umat Lintas Agama Doakan Gus Dur di Gereja
Kirim doa diikuti ratusan orang dari berbagai eleman agama seperti Islam, Kristen, Buddha
Inayah, putri bungsu Gus Dur, menyalakan lilin mengenang bapaknya (Antara/ Ismar Patrizki)
Mengenang setahun wafatnya KH Abdurahman Wahid (Gus Dur), malam ini ratusan umat lintas agama menggelar doa bersama dengan tajuk 'Gus Dur Memorial Lecture'.
Peringatan meninggalnya 'Bapak Pluralisme Indonesia' tersebut digelar di halaman Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) di Jalan Aditiyawarman, Jombang.
"Acara dimulai pukul 19.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB," kata Ketua Panitia Aan Anshori yang juga Ketua Lembaga Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LBH NU) kepada VIVAnews Kamis, 30 Desember 2010.
Dijelaskan, kirim doa tersebut diikuti ratusan orang dari berbagai eleman agama seperti Islam, Kristen, Hindu, Buddha dan Aliran Kepercayaan.
Rangkaian acara diawali dengan pembukaan dan sambutan oleh Ketua Majelis Daerah (MD) GKJW Surabaya Barat, Pendeta Sunardi. Kemudian, dilanjutkan dengan pembacaan doa secara maraton dari berbagai agama secara bergantian.
"Pertama pembacaan Yasin dan Tahlil disambung dengan doa dari agama Kristen, Hindu, Buddha dan Aliran kepercayaan. Semua ditujukan untuk Gus Dur," kata Aan.
Usai doa bersama kemudian diselingi pembacaan orasi kebudayaan 'Pembelaan Gus Dur Terhadap Minoritas' yang dibawakan oleh Pendeta Simon Filantropa, yang juga menjabat sebagai Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jatim.
Pembacaan orasi menggambarkan kegigihan dan ketabahan perjuangan Gus Dur dalam memperjuangkan dan melindungi kaum minoritas. Di contohkan, saat mantan presiden itu mengeluarkan kebijakan untuk mengakui keberadaan warga China dengan Kong Hu Chu-nya sebagai agama dan keyakinan.
"Konkretnya, seperti yang kita ketahui, Hari Raya Imlek yang juga ditetapkannya sebagai hari libur nasional," katanya.
Dengan pelaksanaan acara tersebut diharapkan sikap dan perilaku yang dilakukan Gus Dur dapat ditiru oleh presiden lainnya di Indonesia. Tujuannya, agar tidak ada lagi diskriminasi terhadap kaum minoritas dan kepada siapapun.
SBY dan Mega Diundang Ziarah Budaya Gus Dur
"SBY, Bu Mega, Habibie dan sejumlah pejabat juga sudah kami undang untuk acara ini."
Gus Dur
Mengenang satu tahun wafatnya mantan Presiden RI Keempat, Abdurahman Wahid atau Gus Dur, sejumlah seniman dan budayawan akan menggelar acara ziarah budaya di kediamannya di Ciganjur, nanti malam.
"Namanya juga ziarah berarti mendatangi kembali pemikiran-pemikiran Gusdur, ide dan gagasan Gus Dur," ungkap putri Gus Dur, Inayah, Rabu, 29 Desember 2010.
Rencananya, ziarah budaya akan dihadiri oleh Putu Wijaya, Sujiwo Tedjo, Butet Kertaradjasa, Ratna Riantiarno. "SBY, Bu Mega, Habibie dan sejumlah pejabat juga sudah kami undang untuk acara ini," ujar Inayah.
Acara yang berlangsung usai gelaran nontong bareng final AFF ini juga akan dimeriahkan dengan barongsai dan apresiasi seni musik serdadu yang mengandalkan instrumen musik dari barang bekas pakai.
Sebelumnya, Gus Nurudin kerabat dan santri Gus Dur mengatakan, ada alasan mengapa juga digelar acara nonton bareng Final Piala AFF 2010 antara Indonesia vs Malaysia.
"Gus Dur pengamat sepakbola tahun 80-an, ia dikenal dengan prediksi-prediksinya yang akurat," kata Gus Nurudin.
Ia menambahkan, untuk mengenang Gus Dur tidak selalu dengan pemikirannya tapi juga kebiasaan dan kegemaran almarhum yaitu sepakbola. "Bola bagian dari Gus Dur," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar