Locations of visitors to this page JAMBI GLOBAL: HASYIM MUZADI : BILA FPI DI BUBARKAN

Sabtu, 26 Februari 2011

HASYIM MUZADI : BILA FPI DI BUBARKAN

INDONESIA GLOBAL



Tokoh Islam Indonesia, Hasyim Muzadi menegaskan, bila Front Pembela Islam (FPI) dibubarkan, maka bisa saja akan muncul FPI Perjuangan dan atas dasar itu ia tidak setuju dengan desakan tersebut.

"Jangan bubarkan ormas. Kalau itu terjadi pada FPI bisa saja berganti jadi FPI Perjuangan," ujar Hasyim usai memberikan ceramah Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilaksanakan oleh Pemkot Bekasi, Selasa malam.

Presiden agama-agama sedunia itu menegaskan yang diperlukan adalah penegakan hukum bagi pelakunya bukan dengan membubarkan ormas tersebut.

"Kalau dibubarkan dan selanjutnya ganti nama itukan percuma," ujar mantan ketua umum PBNU itu.

Hasyim menyatakan pada Selasa siangnya baru bertemu dengan Habib Rizieq dan menyarankan agar FPI tidak melakukan kegiatan apa pun selama dua bulan kedepan.

Upaya itu diperlukan untuk melihat apakah kekerasan yang terjadi memang disebabkan oleh FPI atau ada aktor intelektual di belakangnya.

"Bila dalam dua bulan masih terjadi kekerasan berarti bukan FPI yang memicu terjadinya berbagai kasus kekerasan," ujarnya.

Hasyim menegaskan, kasus kekerasan yang berkedok agama yang murni disebabkan oleh faktor agama adalah hanya 30 persen saja selebihnya yang 70 persen disebabkan oleh ekonomi, politik, dan sebagainya.

"Saya telah mendamaikan kasus kekerasan terhadap agama di berbagai negara dalam konteks selaku presiden agama-agama sedunia," ujarnya.

Ia mencontohkan kasus di Irak oleh banyak orang disebut penjajahan Kristen terhadap Islam apalagi George W Bush menyatakan itu sebagai perang suci, padahal persoalan sebenarnya adalah keinginan Amerika menguasai minyak di negara itu.

Begitu juga dengan kekerasan di Sudah Selatan. Ketika di negara miskin itu tiba-tiba ditemukan cadangan minyak yang sangat banyak, berbagai perusahaan asing masuk ke sana.

Persoalannya mereka perlu tempat yang luas untuk menjalankan bisnis dan cara yang digunakan adalah dengan membenturkan agama Islam dengan kelompok kristen.

"Cara itu mudah dilakukan dengan biaya yang murah. Maka terjadilah eksodus umat Islam Sudan dalam jumlah hingga 3 juta orang dari negerinya sendiri. Setelah itu, warga yang tinggal menuntut agar daerah mereka menjadi negara baru," ujarnya.

Kekerasan berkedok agama, menurut ulama NU itu, sangat mudah dilakukan. Hanya dengan modal dua liter bensin. Satu liter digunakan untuk membakar masjid dan satu liter lainnya untuk gereja, maka bisa saja terjadi kekerasan.

"Umat harus hati hati dan jeli menyikapi. Jangan sampai terpancinglah," tegasnya.


FPI Temui Hasyim Muzadi

Jumat, 25 Februari 2011 13:24 WIB | 677 Views



Sekjen International Conference of Islamic Scholars ( ICIS), KH. Hasyim Muzadi ( kiri), berbincang dengan Ketua Umum FPI, KH. Habib Rizieq Shihab ( tengah), dan KH. Abdurahman Bahlega Assegaf (kanan), di Kantor ICIS, Jakarta, Jumat ( 25/2).

Pandangan-pandangan beliau cukup bagus sebagai masukan bagi kawan-kawan di FPI untuk langkah ke depan,


Sejumlah petinggi Front Pembela Islam dipimpin ketua umumnya, Habib Rizieq Shihab, menemui mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Hasyim Muzadi di kantor Sekretariat "International Conference of Islamic Scholars", Jakarta, Jumat.

Rombongan FPI diterima Hasyim di kamar kerjanya dan langsung melakukan pembicaraan yang tertutup bagi wartawan, hanya pewarta foto yang diizinkan mengambil gambar pertemuan itu.

"Kami bersilaturahim dengan Kiai Hasyim, beliau orang tua kita yang cukup berpengalaman dan berwawasan luas," kata Habib Rizieq.

Menurut dia, Hasyim bukan sekedar ulama, namun juga sosok negarawan yang banyak memahami persoalan bangsa.

"Pandangan-pandangan beliau cukup bagus sebagai masukan bagi kawan-kawan di FPI untuk langkah ke depan, terutama dalam gerakan dakwah amar makruf nahi mungkar," ucapnya.

Ketika ditanya isi pembicaraan dengan Hasyim, Habib Rizieq menjelaskan, mereka membicarakan berbagai persoalan nasional.

"Bukan hanya Ahmadiyah, tetapi juga berbagai persoalan nasional," katanya tanpa memberikan perincian detail isi pembicaraan.

Terkait tuntutan FPI tentang pembubaran Ahmadiyah yang sampai sekarang belum mendapat tanggapan tegas dari pemerintah, Habib Rizieg menyatakan, kemungkinan saat ini masih diproses."Masih dalam proses, sabar saja," ujarnya.

Sementara itu, Hasyim Muzadi pun mengelak ketika ditanya isi pembicaraan dengan petinggi FPI.

"FPI hanya bertamu, dan siapapun yang bertamu tentu saya terima. Kan beberapa waktu sejumlah perwakilan gereja datang juga ke sini," kata Hasyim yang juga Sekretaris Jenderal ICIS.

Sebelumnya, usai menghadiri acara diskusi yang digelar Pengurus Wilayah NU Jawa Timur di Surabaya, Selasa (22/2), Hasyim "membela" FPI dengan pernyataannya kepada pers yang tidak setuju jika FPI dibubarkan.


Hasyim Muzadi : Mau Aman Ahmadiyah Agama Baru

Mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi menyampaikan sambutan dalam Harlah NU ke-88 di Surabaya, Selasa (22/2).

Tokoh ulama Indonesia, KH Hasyim Muzadi menegaskan, bila pengikut Ahmadiyah ingin menjalankan ajaran agamanya dengan aman, maka mereka harus menjadi agama baru bukan tetap mengaku Islam tapi dengan mengakui nabi lain setelah Rasulullah dan memiliki kitab suci sendiri.

"Saya kira memang begitu, Ahmadiyah harus jadi agama baru dan kalau sekarang kan tidak jelas kemana. Mau masuk lintas agama juga tidak," ujarnya usai memberikan ceramah maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan Pemkot Bekasi di Masjid Agung Al Barkah, Selasa malam.

Umat Islam dimintanya tidak usah mendekati ahmadiyah karena memang ajarannya menyimpang. Selain itu, diiingatkannya agar tidak melakukan kekerasan, karena dalam berdakwah hal itu tidak diperlukan.

Presiden agama-agama sedunia itu menegaskan, pembubaran ahmadiyah harus dilakukan oleh pemerintah dan bukan dilakukan oleh umat Islam. Disinggung sikap pemerintah ia menegaskan agar tidak menanyakan karena dirinya bukan Presiden.

Mantan ketua umum PBNU itu menegaskan, seluruh ulama di dunia menegaskan, Ahmadiyah itu menyimpang dan merupakan aliran sesat.

Ia menegaskan, persoalan Ahmadiyah jadi mencuat besar disebabkan adanya dukungan oleh pihak-pihak lain yang anti Islam.

Kekerasan terhadap Ahmadiyah seperti kasus di Cikeusik, dan kasus lain kekerasan lainnya harus disikapi dengan bijak oleh umat disebabkan adanya indikasi politik didalamnya.

"Dalam banyak kasus, aktor intelektual di belakangnya tidak pernah ketemu, termasuk insiden di Ciketing yang tidak diketahui siapa penusuknya," ujar Hasyim.

Tidak ada komentar: