Locations of visitors to this page JAMBI GLOBAL: HATTA RAJASA SALAH JAWAB: MALING BERTOPENG DI BILANG SALAH KAMAR

Senin, 21 Februari 2011

HATTA RAJASA SALAH JAWAB: MALING BERTOPENG DI BILANG SALAH KAMAR

INDONESIA GLOBAL




Data theft in personal computer/notebook.

Hatta: Bukan Curi Data, Cuma Salah Kamar
Penjelasan Hatta jauh berbeda dengan kronologi Kepolisian Korea Selatan.
Senin, 21 Februari 2011, 15:09 WIB

Menko Perekonomian Hatta Rajasa

Media massa Korea Selatan gencar memberitakan kasus penyusupan orang tak dikenal ke kamar delegasi Indonesia saat berkunjung ke Negeri Ginseng. Tiga orang tak dikenal--dua pria dan satu wanita--dikabarkan mengambil laptop dari salah satu kamar dan sempat mengambil data-data di dalamnya.

Cerita kasus ini jadi mengemuka karena dikaitkan dengan dugaan pencurian data-data rahasia militer Indonesia. Bahkan, Presiden Lee Myung-bak memberi perhatian khusus terhadap proses investigasi kasus ini.

Toh demikian, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, jangankan terkait pencurian data-data rahasia militer, insiden itu bahkan tak ada kaitannya dengan pencurian biasa sekalipun.

"Tidak betul ada pencurian, itu bukan data rahasia," kata Hatta di Istana Bogor, 21 Februari 2011. "Tidak ada rahasia pertahanan, itu laptop milik staf Pak Hidayat (Menperin)."

Dalam kunjungan yang dimulai Selasa, 15 Februari 2011, Hatta merupakan ketua delegasi Indonesia. Termasuk dalam rombongan adalah Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Gita Wirjawan.

Hatta kemudian menjelaskan kronologi kejadian itu.

Saat itu, kamar 1961 yang ditinggali staf MS Hidayat memang dimasuki orang. Namun itu terjadi bukan disengaja. "Ada orang yang salah masuk kamar staf itu. Sebenarnya kamar dia itu di 2061," Hatta menjelaskan.

Ditambahkan Hatta, saat itu laptop staf MS Hidayat itu terbawa oleh ketiga orang itu. "Tapi sudah selesai, sudah diurus, dan sudah dikembalikan," ujar Hatta.

Hatta juga membantah di laptop itu ada data-data dan informasi rahasia negara. "Itu cuma paparan Pak Hidayat, dan dibagikan ke semua," kata Hatta.

Penjelasan Hatta jauh berbeda dengan kronologi Kepolisian Korea Selatan. Seperti dimuat situs berita Korea, Joongang Daily, saat terpergok berada di dalam kamar, salah satu pelaku sedang menenteng laptop. Namun, belakangan laptop itu ditinggal di lorong hotel. Polisi mengkhawatirkan insiden itu terkait dengan upaya pencurian data, sebab ketiga orang itu diketahui membawa USB.

Yonhapnews juga mengabarkan, usai terpergok, ketiga pelaku melarikan diri ke arah Sogong-dong, dekat Balai Kota Seoul. Polisi setempat mengaku suli melacak identitas ketiganya, sebab hasil rekaman CCTV hotel ternyata tak jelas.




Tentara Korea Selatan
3 Keganjilan di Pencurian Laptop Delegasi RI
Dokumen rahasia cenderung disimpan di flash disk khusus, bukan di hard-drive laptop.
Senin, 21 Februari 2011, 17:03 WIB

Tentara Korea Selatan

Ramai dikabarkan, tiga orang tak dikenal mencuri data penting dalam laptop milik delegasi Indonesia di Seoul, Korea Selatan. Sempat beredar spekulasi, mereka adalah mata-mata. Belakangan terungkap, terdapat sejumlah kecerobohan dalam aksi itu yang mengindikasikan pelakunya boleh jadi bukan profesional.

Sebelumnya, badan intelijen Korea Selatan, National Intelligence Service, telah keras membantah tudingan keterlibatan agen mereka dalam insiden ini.

Kantor berita Yonhap, Senin, 21 Februari 2011, memaparkan ada tiga kejanggalan yang menunjukkan pencurian itu sulit dipercaya dilakukan seorang mata-mata profesional.

Pertama, agen intelijen pasti tahu bahwa informasi rahasia suatu negara tidak akan mungkin dibawa dalam sebuah laptop. Menurut Yonhap, ada sebuah kebiasaan di kalangan intelijen bahwa dokumen rahasia cenderung disimpan di flash disk khusus, bukan di hard-drive laptop.

Kedua, seorang mata-mata pasti tahu bahwa staf delegasi Indonesia tersebut tidak membawa informasi yang berharga apalagi rahasia. Ini karena staf tersebut hanya menempati sebuah kamar biasa di lantai 19, tanpa penjagaan, dan terbuka bagi siapa saja yang menyewa. Semua pengunjung hotel juga bebas lalu-lalang di lantai ini. Jika staf itu menyimpan rahasia negara, mereka pasti ditempatkan di sebuah kamar hotel dengan penjagaan ketat, dan kamarnya pun mestinya hanya bisa diakses oleh orang-orang tertentu.

Terakhir, ketiga pencuri itu beroperasi secara berbarengan. Ini metoda yang tak biasa dilakukan oleh agen intelijen. Dengan berjalan bersama-sama, mereka jadi mudah terdeteksi. Yonhap juga menyebutkan, sangatlah ganjil bahwa tidak satupun dari ketiga orang itu yang berjaga di luar pintu kamar. Semua merangsek masuk ke dalam kamar staf delegasi RI itu. Hal ini, ditulis Yonhap, adalah kesalahan sangat mendasar yang hampir tidak mungkin dilakukan seorang agen intelijen.


Menhan: Data Penting Militer Tak Dicuri
Keterlibatan atase pertahanan Indonesia saat ada laporan kehilangan laptop dinilai biasa.
Senin, 21 Februari 2011, 16:40 WIB

Purnomo Yusgiantoro

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan tidak ada data militer yang dicuri saat terjadi insiden hilangnya komputer jinjing atau laptop salah seorang delegasi Indonesia saat berkunjung ke Korea. Saat itu, delegasi Indonesia berkunjung ke Hotel Lotte, Seoul, Korea.

Hal ini dikatakan Purnomo di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin 21 Februari 2011. "Yang pasti tidak ada data penting militer yang dicuri di Seoul di lantai 19," kata Purnomo.

Mengenai keterlibatan atase pertahanan Indonesia saat ada laporan kehilangan laptop dinilai Purnomo bukan hal istimewa. Purnomo mengakui, pihak Indonesia berbicara dengan atase pertahanan Korea Selatan, dalam kasus hilangnya laptop itu.

"Biasalah dalam kunjungan atase pertahanan itu kepada kami. Pada waktu itu yang tangani, mereka diserahkan ke Hotel, diteliti lebih lanjut," jelas Purnomo.

Purnomo sebagai Menteri Pertahanan ikut dalam rombongan tim ekonomi. Keikutsertaan Purnomo itu sebagai tindak lanjut pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden Korea Lee Myun-bak. Saat itu mereka bertemu di Bali Democracy Forum beberapa waktu lalu.

"Kami tindaklanjuti pertemuan bilateral secara terbuka di hotel. Dalam kerangka kerjasama pertahanan jangka pendek dan panjang," ucapnya.

Pagi tadi, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto juga membantah ada data militer Republik yang dicuri. "Tidak ada data rahasia militer Indonesia yang dibawa ke Korea," kata Djoko dalam pesan pendek kepada VIVAnews.com, Senin, 21 Februari 2011.

Menteri Hidayat Akui Laptop Stafnya Dicuri
Dalam laptop yang dicuri dan sudah dikembalikan lagi tersebut tidak ada data-data militer.
Senin, 21 Februari 2011, 16:14 WIB

Menteri Perindustrian MS Hidayat

Menteri Perindustrian M.S Hidayat mengakui bahwa delegasi Indonesia yang laptopnya sempat hilang di Seoul, Korea Selatan merupakan staff Kementrian Perindustrian.

Berdasarkan penelusuran VIVAnews, laptop tersebut milik Rodjih Almansoer, Kasubdit (Eselon III) di Direktorat Industri Elektronika dan Telematika Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian.

"Iya benar," ujar Menteri Perindustrian M.S Hidayat dalam pesan singkatnya kepada VIVAnews.com Senin, 21 Februari 2011.

Dalam laptop tersebut, menurut Hidayat, tidak terdapat data-data militer maupun program-progam dari Kementrian Pertahanan. Laptop yang sempat hilang tersebut pun akhirnya ditemukan kembali oleh petugas keamanan hotel tempat delegasi Indonesia menginap.

"Dalam laptop yang dicuri dan sudah dikembalikan lagi tersebut tidak ada data-data militer maupun program dari Kementerian Pertahanan," kata Hidayat.

Hidayat menjelaskan isi laptop tersebut hanya berisi slide presentasi Menteri Perindustrian dan Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi pada joint minister's Meeting dan temu bisnis di Seoul.

"Print out-nya pun dibagi-bagikan kepada hadirin. Jadi tidak ada yang rahasia," jelasnya.

Sementara menurut sumber VIVAnews, Rodjih yang waktu itu sedang menuju ke kamar melihat ada tiga orang di kamarnya. Laly, dia pun melaporkan peristiwa tersebut kepada Polisi setempat.

Rodjih yang bertugas mempersiapkan bahan presentasi dan pidato Menteri Perindustrian ini pun sempat diperiksa polisi. Polisi setempat sempat menahan laptop sebagai barang bukti. Karena pemeriksaan menyita waktu kerjanya, dia kemudian mencabut laporan pencurian tersebut.

"Yang ada di laptopnya hanya presentasi dan sambutan Menteri Perindustrian. Tapi malah heboh kemana-mana, bahkan menjadi data pembelian pesawat T-50, padahal tidak ada," ujarnya.


Dunia
Korsel Minta Media di RI Tidak Gegabah
"Pemerintah Korsel sedang menginvestigasi bersama dengan instansi terkait"
Senin, 21 Februari 2011, 15:48 WIB

Data theft in personal computer/notebook.

Pemerintah Korea Selatan (Korsel) berharap agar media massa Indonesia tidak gegabah dalam memberitakan isu "pencurian informasi dari laptop" milik delegasi Indonesia saat berkunjung ke Negeri Ginseng itu pekan lalu. Pasalnya, isu itu belum dapat dikonfirmasi kebenarannya.

Demikian pernyataan Kedutaan Besar (Kedubes) Korsel di Jakarta. "Kami berharap media massa yang ada di Republik Indonesia untuk tidak menyebarkan berita tersebut terlebih dahulu sebelum kebenaran dari insiden tersebut diumumkan," demikian pernyataan Kedubes yang dikirim ke VIVAnews, Senin 21 Februari 2011.

Isu ini juga mengundang perhatian besar dari media-media massa di Korsel. Kamar VIP di Lotte Hotel, Seoul, tempat menginap delegasi Indonesia pimpinan Menko Perekonomian Hatta Rajasa, 16 Februari, disantroni penyusup. Tiga orang mencurigakan -- dua laki-laki dan seorang perempuan mencuri data dari laptop menggunakan USB. Para pelaku kabur saat kepergok salah satu staf dari Indonesia.

Hingga kini identitas ketiga orang itu belum di ketahui. Informasi itu dilansir kantor berita Korsel, Yonhap, harian lokal, Chosun Ilbo, dengan mengutip keterangan seorang sumber pejabat tanpa nama. Menurut pejabat itu, trio pelaku adalah anggota badan intelijen atau National Intelligence Service (NIS).

Namun, menurut Kedubes Korsel, berita tersebut belum dapat dikonfirmasikan kebenarannya dan pemerintah di Seoul belum pernah mengkonfirmasikan secara resmi atas terjadinya insiden tersebut.

"Pemerintah Korea sedang melaksanakan investigasi bersama dengan instansi terkait kemudian hasil investigasi tersebut akan segera diumumkan secara resmi," demikian pernyataan Kedubes Korsel.

Tidak ada komentar: