INDONESIA GLOBAL
Korupsi Membusukkan Hidup Bersama
Senin, 21 Februari 2011 | 11:34 WIB
Ilustrasi korupsi.
Maraknya korupsi di Tanah Air bisa menciptakan hidup bersama di Indonesia menjadi busuk. Pasalnya, korupsi tak hanya membusukkan para pelakunya, tetapi juga seluruh kinerja, maksud, dan tujuan sebuah institusi yang menjadi prasyarat mutlak hidup bersama.
Hal itu dilontarkan Romo B Herry Priyono, pengajar di Sekolah Tinggi Filsafat Driyakara, Jakarta, dalam seminar nasional yang diselenggarakan harian Kompas bertema "Korupsi yang Memiskinkan" di Hotel Santika, Jakarta, Senin (21/2/2011).
"Saya sadar sepenuhnya bahwa pandangan ini tidak praktis karena membawa-bawa kata moral dalam urusan mendesak seperti korupsi juga terdengar utopis. Namun, silakan menciutkan korupsi hanya pada aspek ekonomis dan berpusat pada instansi negara. Niscaya, luasnya pembusukan hidup bersama tidak juga teratasi," ucap Herry.
Sementara aktivis pemberantasan korupsi Lembaga Swadaya Masyarakat Kemitraan, Laode M Syarif, mengungkapkan, struktur dan anatomi korupsi di Indonesia sudah berurat berakar sejak lama. Ia juga menyarankan agar pemberantasan korupsi juga harus melibatkan para penasihat hukum yang terlibat dalam penegakan hukum.
Adapun dosen sosiologi Universitas Indonesia, Heru Nugroho, menyatakan, kebijakan pemberantasan korupsi selama ini tidak ada yang signifikan sehingga angka korupsi tidak akan mengalami perubahan signifikan. Angka korupsi yang dia catat sekitar 14 persen atau sekitar 31 juta-32 juta orang miskin.
"Akar korupsi setidaknya ada tiga, yaitu psikologi sosial, problem kultural, dan persoalan struktural atau struktur politik yang tidak seimbang antara kekuasaan," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar