Locations of visitors to this page JAMBI GLOBAL: TIGA PARTAI TELAH BERGABUNG DENGAN PRABOWO CAPRES YANG PALING BERPELUANG GANTIKAN SBY

Sabtu, 19 Februari 2011

TIGA PARTAI TELAH BERGABUNG DENGAN PRABOWO CAPRES YANG PALING BERPELUANG GANTIKAN SBY

INDONESIA GLOBAL
 

Prabowo Subianto
Tiga Partai Dekati Partai Prabowo
Sebelum Mei 2011, diperkirakan ketiga partai ini resmi bergabung dengan Gerindra.
Sabtu, 19 Februari 2011, 12:15 WIB

Prabowo Subianto juru kampanye Gerindra

Saat ini, ada tiga pimpinan partai yang memberikan sinyal untuk bergabung dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Ketiganya secara intensif berkomunikasi dengan partai yang mengusung Prabowo Subianto menjadi calon Presiden pada 2014 ini.

Demikian dinyatakan Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Suhardi, Sabtu, 19 Februari 2011. Namun, Suhardi belum bersedia menyebutkan tiga partai itu.

“Jangan disebutkan dulu, ya. Soalnya, siapa tahu mereka berubah di tengah jalan. Tapi kalau menilai dari tanda-tandanya sih, mereka bakal masuk,” kata Suhardi. “Sebelum Mei 2011, saya kira mereka sudah resmi bergabung.”

Yang jelas, Suhardi melanjutkan, ketiga partai ini merupakan partai yang cukup banyak pendukungnya di Pemilu 2009 lalu, walau memang belum berhasil meraih kursi di Parlemen Senayan.

“Kalau tiga partai ini sudah bergabung, berarti kami tambah besar lagi. Tambah kekuatan (menuju Pemilu 2014).”

Perkembangan akhir-akhir ini yang terjadi di internal partai, kata Suhardi, membuat Partai Gerinda begitu percaya diri. Apalagi, sebelumnya tujuh partai telah bergabung, yang terakhir ialah Partai Bintang Reformasi.

Suhardi juga menyatakan Partai Gerindra akan berjuang habis-habisan untuk menang di Pemilu 2014 dengan belajar dari pengalaman Pemilu 2009. Saat itu, hasilnya belum memuaskan.


Ini Prospek Merger Politik PBR-Gerindra
"Organisasi dan tokoh kedua partai itu bisa saling melengkapi dan minim potensi konflik."
Sabtu, 19 Februari 2011, 06:41 WIB

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto

Pada Jumat 18 Februari 2011, Partai Bintang Reformasi (PBR) resmi menyatakan bergabung dengan Gerindra. Ketua Umum PBR, Bursah Zarnubi mengatakan, ia memutuskan membawa gerbong ke Gerindra karena persamaan visi dan misi.

Bagaimana prospek duet PBR dan Gerindra?

Pengamat politik Andrinof Chaniago melihat, ada prospek positif dari bergabungnya dua partai tersebut. "Organisasi dan tokoh kedua partai itu bisa saling melengkapi dan minim potensi konflik," kata Andrinof, ketika dihubungi VIVAnews, Jumat 18 Februari 2011

Andrinof menilai, pilihan PBR bergabung ke partai bentukan Prabowo Subianto tersebut merupakan pilihan yang terbaik. "Karena suara dan pandangan politik banyak kesamaan di banding partai lain," kata dia.

Namun, merger dua partai ini tidak akan mempengaruhi peta politik nasional. "PBR kan partai kecil, perolehan suaranya sekitar satu persen, jadi tidak begitu besar pengaruhnya," kata dia. Hanya saja, kekuatan Gerindra bisa bertambah jika ada partai lain yang bergabung. "Itu bisa membesarkan Gerindra," kata dia

Menurut dia, tidak menutup kemungkinan, masih ada partai lain yang bergabung di Gerindra. "Partai itu kan sekarang bisa melebur ke partai lain, ujicoba di pemilu kalau perolehan suaranya tidak sampai satu persen lebih baik bergabung," kata dia.

Keuntungan lain dari bergabungnya partai kecil ke partai yang lebih besar, menurut dia, adalah maksimalnya pemanfaatan sumber daya manusia yang dimiliki. "Dia bisa ke parlemen, kalau di partai kecil sedikit kemungkinan dia bisa ke parlemen," kata dia. "Soal bendera atau baju beda itu tidak jadi masalah," kata dia.


PBR: Prabowo Kekuatan Alternatif 2014
Pengurus PBR di daerah akan langsung mensosialisasikan penggabungan ini.
Jum'at, 18 Februari 2011, 16:55 WIB

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto

Partai Bintang Reformasi (PBR) resmi menyatakan bergabung dengan Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra. PBR yakin, Prabowo Subianto dan Gerindra menjadi kekuatan alternatif pada Pemilu 2014.

"Saya sudah ikuti survei empat kali Pak Prabowo, saya yakin beliau bisa jadi Presiden," kata Ketua Umum PBR Bursah Zarnubi di sela penandatangan penggabungan partai di Hotel Sahid, Jakarta, Jumat 18 Februari 2011.

Dalam penandatangan nota penggabungan partai ini, Bursah tampak didampingi 33 Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PBR dari seluruh provinsi. Tampak hadir pula Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Gerindra Suhardi.

Menurut Bursah, pengurus-pengurus PBR di daerah akan langsung mensosialisasikan penggabungan dua partai ini. "Pulang dari sini, kalau perlu bawa jaket Gerindra dan segera memperkuat untuk verifikasi partai," ujar dia.

Salah satu pertimbangan Bursah membawa gerbong PBR gabung ke Gerindra karena kesamaan visi dan misi. PBR melihat gagasan Prabowo dengan ide PBR itu sama saat kampanye lalu. Tetapi, langgamnya saja yang beda.

Bursah pun yakin, kekuatan baru ini bisa menjadi alternatif pilihan kuat di 2014. "Bergabung ke Gerindra agar pemilu 2014 menjadi kekuatan alternatif. Bersatu agar kuat. Bersatu saja belum tentu menang, apalagi kecil terpecah-pecah," ungkap Bursah dalam pidatonya.

Siang Ini, PBR Resmi Masuk Gerindra
Dengan masuknya PBR maka akan menambah ruang politik bagi Gerindra.

Prabowo Subianto

Partai Bintang Reformasi siang ini mendeklarasikan diri bergabung dengan Partai Gerindra. Dengan masuknya PBR, kekuatan politik Gerindra bertambah. Terutama di daerah.

"Ini satu perkuatan. Di daerah-daerah, di mana Gerindra masih kurang kuat akan menjadi lebih kuat," kata Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon, dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Jumat 18 Februari 2011.

Menurut Fadli, partai dengan Ketua Umum Bursah Zarnubi memiliki kesamaaan, visi dan misi yang akan diperjuangkan oleh Gerindra. Fadli menegaskan, dengan masuknya PBR maka akan menambah ruang politik bagi Gerindra.

"Anggota DPRD dari PBR di seluruh Indonesia sekitar 300 orang. Dari Gerindra sekitar 600 anggota Dewan. Ini menunjukkan Gerindra adalah partai yang terbuka," kata Fadli.

Proses 'pendekatan' PBR dengan Gerinda, kata Fadli, tidak memakan waktu lama. Komunikasi intensif dan kesamaan cara pandang membuat proses itu berjalan tanpa aral.

"Akhirnya, mereka (PBR) melakukan Rapimnas pekan lalu. Hasilnya, semua daerah kelihatannya menyatakan setuju untuk bergabung," ujar dia.

Nanti bagaimana posisi PBR di Gerindra? Menurut Fadli, pada akhirnya akan diintegrasikan. "Tapi untuk saat ini kami konfederasi. Nanti mengarah kepada fusi," ujar dia.

Setelah resmi bergabung, fraksi-fraksi PBR di berbagai daerah akan bergabung dengan Gerindra. Untuk nama fraksi, kata Fadli, itu merupakan persoalan teknis yang bisa diselesaikan nanti.

Rencananya, deklarasi bergabungnya partai yang didirikan Da'i Sejuta Umat KH Zainuddin MZ itu ke partai besutan Prabowo Subianto akan berlangsung sekitar pukul 14.00 WIB.

Fadli Zon: Gerindra-PDIP Sudah Berkomitmen
"Komitmen di hati dan ucapan itulah yang paling penting untuk dipegang," kata Fadli Zon


Megawati dan Prabowo saat hendak mendaftar ke KPU

Surat perjanjian antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto yang menyebutkan dukungan Megawati kepada Prabowo sebagai calon presiden 2014, menjadi tanda tanya bagi banyak pihak. Benarkah surat perjanjian tersebut betul-betul ada? Baik PDIP maupun Gerindra belum mau terbuka.

Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon menekankan, komitmen kedua partai yang telah dibangun sejak Pemilu 2009 lebih penting dari sekadar surat perjanjian. "Gerindra dan PDIP, Prabowo dan Ibu Mega, sudah membangun aliansi komitmen sejak 2009. Komitmen di hati dan ucapan itulah yang paling penting untuk dipegang," kata Fadli Zon saat berbincang dengan VIVAnews, Rabu, 12 Januari 2011.

Fadli Zon menolak untuk menyebutkan kebenaran ada-tidaknya surat itu. Ia hanya mengatakan, "Di 2009 kami kan sudah mendukung PDIP. Jadi bisa saja PDIP juga mendukung Prabowo di 2014. Kita lihat saja dinamikanya."

Ia menambahkan, koalisi antara Megawati dan Prabowo terbukti cukup solid dan mampu mendulang dukungan dari masyarakat pada Pemilu 2009. Oleh karena itu, menurutnya alangkah baik apabila komitmen kedua belah pihak tetap dijaga demi kebaikan bangsa.

Terlebih, lanjut Fadli, berdasarkan hasil survei yang dirilis oleh berbagai lembaga survei, popularitas dan elektabilitas Prabowo saat ini terhitung tinggi. "Survei Kompas bahkan menempatkan Prabowo pada urutan pertama sebagai calon presiden dengan elektabilitas sekitar 44 persen," kata Fadli.

Ia pun yakin, elektabilitas Gerindra sebagai partai pengusung Prabowo akan terus menanjak mendekati 2014. "Dulu Demokrat yang kurang diperhitungkan juga tiba-tiba mendulang lonjakan suara," kata Fadli Zon. Sebagai partai yang relatif baru, menurutnya Gerindra pun akan terus berupaya mendongkrak perolehan suara.

Sementara itu, Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo mengatakan, soal siapa nanti yang akan didukung PDIP pada 2014 akan diserahkan kepada mekanisme partai. "Tunggulah waktu yang tepat. Kita lihat dulu gelagat dan dinamika politik," imbuh Tjahjo.

Soal surat perjanjian? "Sepanjang pemahaman saya, tidak ada. Coba tanya Mas Pramono Anung, Sekjen waktu itu," ujarnya. Tapi Pramono enggan berkomentar. "Pemilu masih jauh," katanya singkat.

Sebelumnya, anggota Dewan Pembina Gerindra Permadi mengatakan, Prabowo dan Megawati menyusun surat perjanjian menjelang Pemilihan Presiden 2009 yang isinya menyebutkan dukungan Megawati kepada Prabowo untuk maju sebagai capres 2014. "Prabowo mengandalkan surat itu (untuk maju di 2014)," ujar Permadi.

Ada Perjanjian PDIP Calonkan Prabowo di 2014?
Permadi, mantan politikus PDIP yang hijrah ke Gerindra, menyebut memang ada suratnya.

Fadli Zon: Gerindra-PDIP Sudah Berkomitmen
"Komitmen di hati dan ucapan itulah yang paling penting untuk dipegang," kata Fadli Zon


Megawati dan Prabowo saat hendak mendaftar ke KPU

Surat perjanjian antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto yang menyebutkan dukungan Megawati kepada Prabowo sebagai calon presiden 2014, menjadi tanda tanya bagi banyak pihak. Benarkah surat perjanjian tersebut betul-betul ada? Baik PDIP maupun Gerindra belum mau terbuka.

Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon menekankan, komitmen kedua partai yang telah dibangun sejak Pemilu 2009 lebih penting dari sekadar surat perjanjian. "Gerindra dan PDIP, Prabowo dan Ibu Mega, sudah membangun aliansi komitmen sejak 2009. Komitmen di hati dan ucapan itulah yang paling penting untuk dipegang," kata Fadli Zon saat berbincang dengan VIVAnews, Rabu, 12 Januari 2011.

Fadli Zon menolak untuk menyebutkan kebenaran ada-tidaknya surat itu. Ia hanya mengatakan, "Di 2009 kami kan sudah mendukung PDIP. Jadi bisa saja PDIP juga mendukung Prabowo di 2014. Kita lihat saja dinamikanya."

Ia menambahkan, koalisi antara Megawati dan Prabowo terbukti cukup solid dan mampu mendulang dukungan dari masyarakat pada Pemilu 2009. Oleh karena itu, menurutnya alangkah baik apabila komitmen kedua belah pihak tetap dijaga demi kebaikan bangsa.

Terlebih, lanjut Fadli, berdasarkan hasil survei yang dirilis oleh berbagai lembaga survei, popularitas dan elektabilitas Prabowo saat ini terhitung tinggi. "Survei Kompas bahkan menempatkan Prabowo pada urutan pertama sebagai calon presiden dengan elektabilitas sekitar 44 persen," kata Fadli.

Ia pun yakin, elektabilitas Gerindra sebagai partai pengusung Prabowo akan terus menanjak mendekati 2014. "Dulu Demokrat yang kurang diperhitungkan juga tiba-tiba mendulang lonjakan suara," kata Fadli Zon. Sebagai partai yang relatif baru, menurutnya Gerindra pun akan terus berupaya mendongkrak perolehan suara.

Sementara itu, Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo mengatakan, soal siapa nanti yang akan didukung PDIP pada 2014 akan diserahkan kepada mekanisme partai. "Tunggulah waktu yang tepat. Kita lihat dulu gelagat dan dinamika politik," imbuh Tjahjo.

Soal surat perjanjian? "Sepanjang pemahaman saya, tidak ada. Coba tanya Mas Pramono Anung, Sekjen waktu itu," ujarnya. Tapi Pramono enggan berkomentar. "Pemilu masih jauh," katanya singkat.

Sebelumnya, anggota Dewan Pembina Gerindra Permadi mengatakan, Prabowo dan Megawati menyusun surat perjanjian menjelang Pemilihan Presiden 2009 yang isinya menyebutkan dukungan Megawati kepada Prabowo untuk maju sebagai capres 2014. "Prabowo mengandalkan surat itu (untuk maju di 2014)," ujar Permadi.


Megawati dan Prabowo berkampanye di Gelora Bung Karno

Partai Gerakan Indonesia Raya menyatakan bakal mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden 2014. Meskipun elektabilitas Gerindra sebagai partai yang relatif baru masih tergolong rendah dibanding dengan partai-partai besar, namun Gerindra optimistis Prabowo dapat maju sebagai capres.

"Jangan lupa, Prabowo juga mengandalkan surat Megawati yang menjanjikan akan mencalonkan Prabowo pada (Pemilu) 2014," kata anggota Dewan Pembina Gerindra, Permadi, Rabu, 12 Januari 2011.

Permadi yang juga merupakan pernah menjadi politisi PDIP tersebut menjelaskan, ada surat perjanjian antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto yang dibuat menjelang Pilpres 2009 lalu. Pada Pemilihan Presiden 2009, Prabowo maju sebagai calon wakil presiden dari Megawati.

Padahal, Prabowo sebelumnya berniat untuk maju sebagai calon presiden. Negosiasi antara keduanya ketika itu berlangsung alot, sebelum akhirnya Prabowo bersedia mengalah menempati posisi cawapres. Salah satu perjanjiannya, menurut Permadi, pada Pemilu 2014 mendatang Prabowo akan diajukan sebagai calon presiden oleh PDIP.

Permadi menyatakan meski wacana seputar pemilu dan capres masih terlalu dini dibicarakan, "Tapi wacana untuk mengusung Prabowo memang harus dibulatkan dari sekarang."

Apalagi, imbuhnya, elektabilitas Prabowo terbukti tinggi di kalangan masyarakat. Berdasarkan survei Indo Barometer di akhir 2010 lalu, popularitas Prabowo menempati tempat kedua, persis di bawah Megawati.

Upaya Gerindra untuk mengusung Prabowo ini, jelas Permadi, akan diimbangi dengan upaya internal partai untuk terus-menerus melakukan konsolidasi guna memperbesar basis, kekuatan, dan pengaruh pada 2014 nanti. Survei terakhir LSI beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa meski Gerindra berhasil menyodok ke peringkat enam, namun elektabilitas mereka masih berkisar di angka 2,4 persen, jauh dari memuaskan.

Ditanya soal ini, Wakil Ketua Umum DPR RI dan mantan Sekjen PDIP Pramono Anung Wibowo menolak berkomentar. "Pemilu masih jauh," katanya.

Tidak ada komentar: