Locations of visitors to this page JAMBI GLOBAL: PESANTREN DI SERANG POLISI MULAI BERJAGA

Rabu, 16 Februari 2011

PESANTREN DI SERANG POLISI MULAI BERJAGA

INDONESIA GLOBAL
 

Ilustrasi rusuh
Polda Jatim Kirim 2 Kompi Brimob ke Pasuruan
Polres Pasuruan telah melaporkan kejadian ini ke Polda Jatim. Pasukan dikirim ke lokasi.
Selasa, 15 Februari 2011, 19:51 WIB

Brigadir Mobil (Brimob) Kepolisian Daerah Jawa Timur

Aksi lempar batu dilakukan massa bermotor ke Pesantren Al Ma'hadul Islam Yayasan Pesantren Islam (YAPI) di Desa Kenep, Beji, Pasuruan , Selasa 15 Februari 2011.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur, AKBP Pudjiastuti membenarkan pihaknya sudah mendapatkan laporan terkait soal itu. "Terjadi aksi pelemparan batu oleh sekelompok orang, sekitar 30 orang di Kawasan Beji, Pasuruan sekitar pukul 14.30 WIB," kata dia, saat dihubungi VIVAnews.com, Selasa malam.

Ditambahkan dia, Polres Pasuruan sudah melapor ke Polda Jawa Timur. "Kamis sudah mengirim Brimob dua kompi dan fungsi-fungsi lain seperti pasukan anti huru-hara dan unsur reserse," tambah dia.

Sebelumnya, pimpinan pesantren, Habib Ali bin Umar mengatakan, ada sekitar 100 motor datang serempak ke pesantrennya. "Mereka masuk, memecahkan kaca, melakukan beberapa pengrusakan," kata Habib Ali.

Melihat pesantrennya dirusak, para santri pria bangkit dan mempertahankan diri. "Mereka (penyerang) dihalau, terjadilah konflik, penyerang malah makin beringas melempari santri dengan batu, ada santri yang kena kepala. Ada enam anak yang luka," tambah dia.

Ditambahkan dia, serangan ini bukan kali pertama. "Sudah cukup sering, namun serangan seberani ini di siang hari baru ini," kata dia. "Biasanya melempar lalu lari, atau merusak fasilitas biasanya tengah malam."

Secara terpisah, seorang warga Bangil yang berdomisili di Jakarta, Hassan Ahmad mengatakan, kejadian pelemparan sudah lama terjadi berulang kali sejak tahun 2008 atau 2009.

"Kejadian itu sudah beberapa kali, anehnya aparat kepolisian tidak bertindak apa-apa. Dan tidak seorang pun dituntut ke pengadilan," kata dia kepada VIVAnews, Selasa sore.

Sebagai warga asli Bangil, ia mengaku prihatin kejadian di kampung halamannya. "Andaikata, pihak yang melempar batu membalas, bukan tak mungkin terjadi korban," tambah dia. Hassan berharap polisi tegas mengusut kasus ini.

Tidak ada komentar: