Locations of visitors to this page JAMBI GLOBAL: DEMONSTRAN DI TEMBAKI DENGAN SENJATA OTOMATIS 5 TEWAS

Kamis, 03 Februari 2011

DEMONSTRAN DI TEMBAKI DENGAN SENJATA OTOMATIS 5 TEWAS

INDONESIA GLOBAL
foto


Bentrokan pendukung Presiden Hosni Mubarak dengan demonstran anti-Mubarak di Kairo, Mesir.

Demonstrasi di Tahrir Square memasuki episode paling berdarah. Semburan suara tembakan diarahkan ke demonstran antipemerintah mulai pukul 04.00 waktu setempat atau pukul 09.00 pagi tadi (WIB). Sedikitnya lima orang tewas tertembak dan belasan orang terluka.

Wartawan Tempo Qaris Tajudin yang berada di Tahrir Square atau Bundaran Merdeka melaporkan tembakan senjata datang dari tiga lokasi. Ada yang menggunakan senjata otomatis, terdengar pula tembakan tunggal beberapa kali. Kejadian itu berlangsung sekitar satu jam.

Para demonstran yang sebenarnya hendak memasuki subuh itu seketika kocar kacir. Televisi Al Jazeera melaporkan mereka menyaksikan seorang dokter tengah menyelamatkan seseorang yang ditembak di kepalanya. "Ada genangan darah di beton di bawah laki-laki itu ... tapi ia masih memiliki denyut nadi dan mungkin bertahan hidup," kata seorang produser Al Jazeera.

Pengunjuk rasa dari kedua belah pihak yang berperang sama-sama berkemah di Bundaran Merdeka. Selain menembak, pendukung Presiden Hosni Mubarak juga melemparkan bom molotov dan bom rakitan pada massa pro demokrasi. "Beberapa orang telah menjatuhkan bom rakitan ke alun-alun dari bangunan sekitarnya," kata produser itu.

Tokoh oposisi Mohamed ElBaradei menyebut serangan menggunakan senjata itu sebagai tindak pidana yang disahkan oleh rezim penguasa. "Ketakutan saya bahwa hal itu akan berubah menjadi pertumpahan darah," kata Baradei yang meminta tentara campur tangan melindungi warga Mesir.

Mohammed el-Belgaty, anggota Ikhwanul Muslimin, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa demonstrasi damai di Tahrir Square itu telah berubah menjadi kekacauan. "Ini karena Mubarak berpidato sangat provokatif dan menggunakan kata-kata yang sangat sentimental," katanya. "Mubarak meminta masyarakat untuk memilih antara dia atau kekacauan."

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton mengutuk bentrokan berdarah yang mengguncang Kairo itu dan telah menelpon Wakil Presiden Omar Suleiman. "Clinton mendesak pemerintah Mesir meminta pertanggungjawaban orang-orang yang bertanggung jawab atas tindakan kekerasan," tulis departemen luar negeri dalam sebuah pernyataan.

Tidak ada komentar: