ITB Resmi Buka Magister dan Doktor Gempa Bumi
Rektor Institut Teknologi Bandung Akhmaloka resmi membuka Program Magister dan Doktor Gempa Bumi dan Tektonik Aktif di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian. Pemerintah Australia ikut membiayai program kerjasama antara Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, dan ITB ini dengan dana hibah 1,1 juta Dollar Australia selama tiga tahun.Menurut Dekan Fakultas Ilmu dan Teknik Kebumian Eddy Subroto, perkuliahan berjalan selama 1,5 tahun dan 6 bulan sisanya digunakan untuk penelitian. Penjurusan atau spesialisasi diberlakukan pada tahun kedua. "Program dan pengajar dibantu peneliti asing," ujarnya, Rabu 2 Februari 2011.
Angkatan pertama program ini baru 7 orang. Mereka berasal dari ITB dan beberapa institusi seperti Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika, Badan Geologi, dan Badan Naaional Penanggulangan Bencana. Biaya kuliah semester ini sebesar Rp 8,5 juta. "Paling mahal nanti untuk biaya risetnya," kata Irwan Meilano, peneliti utama di program GREAT.
Direktur Fasilitas Pengurangan Bencana Australia Indonesia Matt Hayne mengatakan Indonesia memiliki potensi gempa bumi lebih besar dibanding negara lain di dunia. "Program ini sangat penting untuk memastikan keberlanjutan pengembangan pengetahuan tingkat dunia para ilmuwan di Indonesia yanh dapat menyelamatkan nyawa dan memperkecil kerugian ekonomi saat gempa," ujarnya di ITB.
Ia berharap para lulusan menjadi ahli dalam identifiksi dan analisis patahan aktif untuk memperkirakan besaran dan kejadian gempa yang akan terjadi. Program bantuan Australia ini merupakan bagian dari program bahaya gempa bumi nasional sebesar 5,5 juta Dollar Australia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar