Setidaknya hal tersebut diungkapkan oleh National Center for Catastrophic Sports Injury Research at the University of North Carolina dalam topik laporan tahunannya yang ke 26. Data antara tahun 1982 dan 2007, menunjukkan terdapat 103 kecelakaan fatal dikalangan pelajar SMA dan Perguruan Tinggi. Cedera serius tercatat menimpa atlit perempuan pelajar SMA (67 kasus) terjadi di cheerleading. Menyusul olahraga Gymnastic (9 kasus) dan olah raga Track (7 kasus).
Cheerleader menyumbang 65,2 persen dari 70,5 persen cedera yang menimpa atlit wanita di sekolah menengah dan perguruan tinggi di AS.
“Faktor utama peningkatan jumlah kecelakaan adalah perubahan aktivitas pemandu sorak, dimana kini juga melibatkan gerakan senam yang berani,” komentar Dr. Frederick O. Mueller, pimpinan peneliti bidang sains dan olahraga di University of North Carolina. “Jika aktivitas ini tidak diajarkan oleh pelatih yang kompeten namun tetap menambah gerakan sulit, maka kecelakaan bisa terus bertambah.”
Makin muda usia cheerleader, makin besar pula risiko terkena kecelakaan. Siswi usia 5-18 tahun mengalami peningkatan kasus kecelakaan. Di AS saja, meningkat dari 10.900 kasus di tahun 1990 menjadi 22.900 kasus di tahun 2002, demikian berdasar data jurnal Pediatrics tahun 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar