Locations of visitors to this page JAMBI GLOBAL: JAMBI RUMAH BOS ISUZU DI SATRONI PERAMPOK SENPI

Sabtu, 30 Oktober 2010

JAMBI RUMAH BOS ISUZU DI SATRONI PERAMPOK SENPI

JAMBI GLOBAL BY:TONI SAMRIANTO

Beraksi di Siang Hari, 3 Pelaku Gunakan Senpi

RUMAH milik Yanto Sobirin, Bos Isuzu Cabang Jambi, Jalan Slamet Riyadi, No 5 RT 10 atau depan Kampus Unbari Jambi, dimasuki perampok. Informasi yang dihimpun, peristiwa itu terjadi kemarin (29/10), sekitar pukul 11.30, menjelang umat muslim menjalankan ibadah salat Jumat. Saat itu, penghuni rumah baru saja pergi, termasuk satpam yang biasanya menjaga rumah. Hanya dua orang pembantu yang tinggal, yakni Silviana (20) dan Susi (25).

Versi Silviana, saat kejadian, dia sedang di dapur. Mendengar suara orang membuka pintu, dia bergegas menuju ruang utama. Dia menyangka majikannya yang pulang. Ternyata, dugaan Ana—sapaan Silviana— keliru. Bukan majikannya yang pulang, tapi kawanan rampok yang sudah masuk ke rumah, yang bersebelahan dengan Aruransi Jasindo tersebut. “Ada tiga orang waktu itu. Aku tidak tahu orangnya. Mereka semua pakai helm. Salah seorang bilang supaya aku keluar rumah. Kalau tidak, aku mau dibunuh,” tutur Silviana, kepada sejumlah wartawan di halaman rumah majikannya, kemarin.

Ibu satu anak ini mengaku para pelaku membawa senjata api (senpi). Selain itu, pelaku juga membawa pisau. “Mereka bawa pistol warna hitam. Seorangnya lagi bawa pisau. Waktu itu, mereka menodongkan pistol dan pisau ke arahku. Lalu, mengancam supaya aku keluar rumah,” bebernya.

Di tengah situasi itu, Silviana tidak kehabisan akal. Dia lari menuju salah satu kamar, kemudian menelpon majikannya. “Aku kasih tahu ke bapak (Yanto, red), bahwa ada rampok di rumah. Setelah itu, aku lari keluar rumah,” ujarnya seraya mengatakan dia sempat melihat kawanan rampok lari ke lantai dua.

Senada, diungkapkan Susi, pembantu lainnya. Versi Susi, saat kejadian, dia sedang mencuci pakaian di kamar mandi, di belakang rumah. Mendengar ada kegaduhan di ruang depan, Susi pun mengira ada sesuatu yang tak beres. Lalu, dia meninggalkan pekerjaannya dan menuju ruang utama.

Baru saja tiba di ruang utama, dia langsung diancam pakai pisau oleh salah seorang perampok. “Aku sempat ditodong pakai pisau dan pistol. Tapi aku berhasil lari,” ujarnya.

Saat ditanya tentang senjata yang digunakan perampok, apakah asli atau senjata mainan, kedua pembantu ini tidak bisa memastikan. “Aku cuma melihat salah satu di antara mereka menggunakan pistol. Lainnya menggunakan pisau,” ujar Susi, dengan logat Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Mendapat kabar tentang kejadian itu dari pemilik rumah, aparat kepolisian dari Polsek Telanaipura yang dipimpin Kasat Reskrim Ipda Arif Nazaruddin, bergegas datang ke TKP.

Sejumlah polisi langsung mengepung kediaman Yanto. Saat itu, diduga pelaku masih berada di dalam. Pengepungan dilakukan hingga pukul 14.00.

Satu per satu anggota polisi berusaha masuk ke dalam, dan naik ke lantai II mencari tempat persembunyian pelaku, yang diduga masih berada di dalam. Polisi menyisir seluruh bagian rumah.

Usaha puluhan anggota polisi untuk mendapatkan dan menangkap pelaku ini, mendapat perhatian para pengguna jalan, sehingga ruas jalan di lokasi kejadian macet, karena dikerumuni warga yang ingin mengetahuinya.

Hingga pukul 15.00, tidak ditemukan adanya pelaku. Setelah dipastikan, polisi akhirnya meninggalkan lokasi kejadian, sementara warga masih ramai di depan rumah tersebut. Untuk mengungkap kasus perampokan ini, polisi langsung memeriksa saksi, yakni dua orang pembantu.

Sementara, Yanto Sobirin dikonfirmasi mengaku tidak tahu mengetahui persis masalah tersebut. “Saya ditelepon pembantu, katanya ada rampok di rumah. Bergegas lah saya pulang, setelah nelpon kepolisian. Saya belum tahu bagaimana rampok itu bisa masuk. Saya juga belum nanya pembantu,” ujarnya saat diwawancarai Jambi Independent di kediamannya.

Kapolsek Telanaipura AKP Evandri mengatakan, kejadian ini baru kasus percobaan perampokan. Kerugian hanya sebatas merusak dan membobol pintu rumah utama. “Kasus ini masih dalam penyelidikan,” ujarnya.

Kanit reskrim Polsekta Telanaipura membenarkan adanya kasus percobaan perampokan tersebut. “Dilihat dari pengakuan korban yang sempat ditodong pakai senjata tajam sejauh 6 meter, kemudian adanya kerusakan pada pintu utama. Hal ini menunjukkan adanya percobaan 363 (pasal pencurian dengan pemberatan, red),” ujarnya.

Perwira dengan dua balok di pundak ini mengatakan masih terus menyelidiki kasus tersebut. Termasuk antara lain dengan mengumpulkan seluruh barang bukti dan keterangan dari para saksi.

Bagaimana dengan rumor kasus ini sengaja direkayasa, mengingat tidak ada kerugian yang dialami korban? “Sedang kita selidiki. Para pembantu sedang kita periksa sebagai saksi. Jika nanti terbukti ini rekayasa, maka statusnya akan kita naikkan menjadi tersangka,” ujarnya.

Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Jambi Hendri Posma Lubis mengatakan, hasil olah TKP yang dilakukan anggota tidak ditemukan adanya pelaku yang menggunakan senjata. “Hasil olah TKP tidak ditemukan adanya pelaku, tidak ada yang rusak, dan tidak ada barang yang hilang,” ujar Posma Lubis, di Polsekta Telanaipura.

Disinggung apakah ada rekayasa dalam kasus ini, Posma menolak untuk mengatakan adanya hal tersebut. “Saya tidak mengatakan ada rekayasa, karena motifnya masih didalami, saksi juga masih dimintai keterangan,” ujarnya.

Tidak ada komentar: