Locations of visitors to this page JAMBI GLOBAL: PENERTIBAN PO HANYA SEBUAH WACANA

Jumat, 22 Oktober 2010

PENERTIBAN PO HANYA SEBUAH WACANA

JAMBI GLOBAL BY:TONI SAMRIANTO
Pemkot Belum Dapat Kepastian Waktu

Penertiban Po Bus yang berada di luar Terminal Alam Barajo, yang ditengarai sebagai penyebab kemacetan lalu-lintas di beberapa ruas jalan dalam Kota Jambi, ternyata hanya sekadar wacana. Pasalnya, hingga hari ini, rencana tersebut tak juga terealisasi.

Padahal, kemacetan lalu-lintas pada jam-jam sibuk kian parah dan bahkan sudah mengancam keselamatan jiwa pengendara. Bagaimana tidak? Keberadaan bus-bus berbadan besar dengan trayek Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) itu hampir memakan separuh badan jalan, sehingga kendaraan yang lewat terpaksa melaju pelan, hingga tersendat dan menyebabkan kemacetan.

Diakui oleh Sabriyanto, Kakan Satpol PP, Senin (18/10) lalu, Pemkot Jambi sudah mengkoordinasikan persoalan itu dengan pihak terkait, seperti Dinas Perhubungan, Dinas Tata Ruang, dan Bagian Hukum Pemkot Jambi, namun belum didapatkan kesepakatan waktu penertiban.

“Dalam pertemuan, disepakati pemkot akan melakukan penertiban terhadap PO dan loket yang berada di luar terminal. Bahkan hasil kesepakatan sudah dilaporkan ke wali kota. Tapi jadwal penertiban masih menunggu perintah dari atasan,” katanya.

Diungkapkan, dalam penertiban nanti, pihaknya akan lebih fokus pada PO dan loket yang berada di ruas Jalan Pattimura. Sebab, kemacetan di ruas jalan itu utamanya disebabkan oleh banyaknya PO dan loket beroperasi di kawasan itu. Setelah penertiban, tidak dibenarkan lagi PO dan loket menaikkan dan menurunkan penumpang di luar terminal.

Sementara itu sebelumnya, Kepala Terminal Alam Barajo Nelson Sumantri, mengatakan, kondisi Terminal Alam Barajo saat ini masih sangat memprihatinkan. Masih banyak fasilitas yang tidak memenuhi syarat dan bahkan tidak ada sama sekali.

“Masih banyak yang harus dibenahi sebagai fasilitas di terminal ini, apalagi jika benar-benar ingin mengaktifkannya kembali, seperti air PDAM, hingga kini masih belum mengalir,” ujarnya.

Padahal air sangat diperlukan untuk keperluan sopir dan juga penumpang. Sejak pembangunan dulu, pipa PDAM sebenarnya sudah masuk ke terminal tersebut. Baik ke arah loket, pos, dan juga WC umum. Namun airnya hingga saat ini belum pernah masuk.

Tapi berdasarkan pantauan Jambi Independent di Terminal Alam Barajo, kondisi terminal tidak seekstrem yang digambarkan oleh Nelson. Meski loket-loket sempit, tapi masih dapat digunakan dan menampung beberapa calon penumpang sebelum naik ke bus. Dan berbagai fasilitas seperti wc umum dan tempat peristirahatan juga masih berfungsi, walau rusak, namun masih dapat diperbaiki dan direnovasi.

Hal itu pun diakui oleh Sabriyanto. Ia mengatakan, kondisi Terminal Alam Barajo sebenarnya masih layak pakai.

“Sebenaranya karena tidak ditempati saja loket-loket dan terminal itu jadi tak layak. Nanti kita juga akan menghimbau mereka (pengusaha PO, red) untuk berkreasi,” jelasnya.

Alasan yang mengatakan tidak layaknya terminal dan kurangnya fasilitas adalah alasan lama dan klise, yang selalu dimanfaatkan pengusaha untuk tidak masuk dalam terminal, katanya.

Untuk itu, pihaknya akan bertindak tegas mengenai penertiban PO dan loket tersebut, karena menyangkut dengan Perda No 5 tahun 2006 mengenai terminal.

Sebelumnya, ZN, pimpinan salah satu PO di kawasan itu mengatakan, aktivitas mereka tidak melanggar peraturan, sebab kemacetan bukan berasal dari mereka, melainkan oleh ukuran jalan yang kecil untuk menampung ribuan kendaraan yang melalui jalan itu secara serentak pada jam-jam tertentu. Namun mereka siap dipindahkan jika pemerintah menghendaki itu.

Terpisah, sumber Jambi Independent di Dishub Kota Jambi mengutarakan, sebenarnya pengalihan PO bus itu ke dalam terminal hanya menunggu keputusan Kepala Dinas Perhubungan Kota Jambi saja. Jika dia berniat, maka pengalihan dapat dilakukan. Namun persoalannya, dia seperti tidak berniat melakukan itu, katanya.

“Kondisi Terminal Alam Barajo sebenarnya masih layak pakai, dan masih mampu menampung aktivitas keluar masuk bus-bus, baik AKAP maupun AKDP,” tuturnya.

Tidak ada komentar: