SAN JOSE, Sebanyak 33 orang pekerja tambang di Chile tersebut baru ditemukan setelah 17 hari terkubur.
Sebuah keajaiban, karena ke-33 pekerja ini semua hidup, dan hanya lewat lubang pemboran yang berukuran sebesar anggur, sebuah upaya penyelamatan yang disebut mustahil dilakukan.
Lubang tersebut kemudian menjadi penyambung hidup untuk mengirimkan gel hidrasi, makanan, air, serta surat dari kerabat dan rekaman sepak bola agar semangat hidup mereka terus ada.
Menurut paramedis, beberapa penambang sempat mengalami guncangan jiwa dan stres, karena menunggu cukup lama, upaya penyelamatan mereka.
Presiden Chili, Sebastian Pinera meminta pengkajian ulang terhadap regulasi keamanan pertambangan Chili setelah kejadian itu.
Semua stasiun televisi di Chile setiap hari melaporkan upaya-upaya penyelamatan para pekerja tambang tersebut.
"Semua orang mengikuti detik demi detik operasi penyelamatan pekerja. Kami hidup di negara Katolik, dan saya yakin akan ada mukjizat dari Tuhan," ujar Maritza Gonzalez, 50, ibu rumah tangga di Santiago.
Para kerabat pekerja mendirikan tenda yang dinamakan Camp Hope (tenda penuh harapan) di atas pertambangan.
Ternyata ada seorang putra pejabat bernama Alex Vega yang menggunakan nama samaran. Ayah Alex ikut dalam misi penyelamatan tersebut.
Selain itu, ada satu warga negara Bolivia, yang juga terjebak di bawah tanah. Presiden Bolivia Evo Moralez, pada Rabu (13/10/2010) berjanji pada Carlos Mamani, 24, akan memberi pekerjaan, apabila anak muda ini selamat.
Rabu, 13 Oktober 2010
BERTAHAN LEWAT LUBANG SEBESAR ANGGUR SELAMA 17 HARI TERKUBUR
JAMBI GLOBAL BY:TONI SAMRIANTO
Tragedi Tambang Chili
Rabu, 13 Oktober 2010 | 20:58 WIB
Momen damatis saat Avalos, penambang pertama yang diselamatkan, muncul dari kapsul di tambang.
Label:
JAMBI GLOBAL
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar