Daya PLTG Payo Selincah Ditambah
Jambi - Kabar menggembirakan berhembus dari perusahaan listrik negara (PLN). Mulai Juni 2011, dipastikan Kota Jambi menjadi daerah pertama di Indonesia yang tidak mengalami krisis listrik di musim kemarau.
Saat peninjauan kemarin, Dahlan Iskan didampingi Direktur Operasi Indonesia Barat Hery Jaya Pahlawan, Sekretaris Perusahaan IB Mardawa, General Manager WS2JB Nandi Ranadireksa, dan General Manager Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan Sudirman.
Saat ini, PLN sedang melakukan proyek penambahan pembangkit di PLTG Payo Silincah Jambi. Dalam waktu dua bulan lagi, kata Dahlan, kemampuan PLTG Payo Silincah akan bertambah 20 MW, sehingga menjadi 80 MW. PLN juga sedang mengupayakan pengadaan pembangkit tenaga listrik di Payo Silincah tersebut sebesar 100 MW. “Proyek tersebut sudah ditender. Satu minggu lagi pemenangnya sudah ada,” katanya.
Dikatakan, pembangkit tenaga listrik yang baru itu akan rampung paling lambat Juni 2011. Jika rampung, maka kemampuan PLTG Payo Silincah menjadi 160 MW. “Besar sekali itu,” ujarnya. Akhir 2012, kemampuan PLTG Payo Silincah juga akan bertambah lagi 30 MW. Jadi totalnya 190 MW. PLN juga berencana mengganti pembangkit lama untuk menghasilkan uap yang dayanya 60 MW dengan 30 MW.
Dia pun meminta agar komplek PLTG Payo Silincah dibuat lebih baik lagi. “Dibuat lebih seksi, lebih besar lagi, karena akan menjadi pembangkit yang besar,” tandasnya.
PT Bukaka Diminta Serius
Terkait rencana melanjutkan pembangunan PLTA Kerinci berkapasitas 2 x 90 MW, Dahlan Iskan mengatakan, izin prinsip dari Pemprov Jambi dan Pemkab Kerinci sudah diberikan kepada PT Bukaka Teknik Utama, sehingga PLN tidak bisa berbuat apa-apa. “Terserah kepada pemilik izin bersama pemda setempat. Kalau pemda setempat mencabut izin karena tidak melaksanakan, baru nantinya PLN bisa berbuat sesuatu. Kalau tidak, PLN tidak berbuat apa-apa, karena izin sudah diberikan,” katanya. Sepanjang izin tidak dicabut, kata Dahlan Iskan, itu haknya pemilik izin mau berbuat apa.
Menurut Dahlan, PLN sudah melakukan pembicaraan berkali-kali dengan PT Bukaka Teknik Utama. PLN menghendaki agar proyek pengadaan pembangkit listrik itu segera menghasilkan listrik. “Soal siapa yang memiliki, bagi PLN itu tidak penting,” katanya.
PLN juga sudah menyampaikan kepada PT Bukaka, jika tidak sanggup melanjutkan pembangunan PLTA Kerinci, maka PLN akan mengambil alih proyek dengan pemikiran yang sangat baru. PLN akan membangun PLTA yang tujuannya khusus untuk mengatasi listrik pada beban puncak yakni pada pukul 17.00 hingga 21.00. “Pada saat itu beban listik besar sekali,” ujarnya.
Pihak PT Bukaka, kata Dahlan, mengaku serius mengerjakan proyek tersebut bekerja sama dengan Korea. PT Bukaka juga sudah meminta waktu Dirut PLN untuk mempresentasikan kegiatan bersama Korea itu.
Kepada PT Bukaka Dahlan meminta agar PT Bukaka membuat perencanaan yang baik dulu sebelum bertemu dengannya. “Awal November bertemu. Jika kita nilai baik maka akan kita dukung,” katanya. Setelah itu PLN akan mengikat PT Bukaka dengan jadwal. “Seperti kapan melakukan apa dan kapan menghasilkan listrik. Kalau bersedia kita setuju, kalau tidak kita minta pada Pemda agar izin diberikan kepada PLN saja,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar