Locations of visitors to this page JAMBI GLOBAL: PETANI JAMBI SEMAKIN SULIT '' NILAI TUKAR NYA SEMAKIN MENURUN

Kamis, 07 Oktober 2010

PETANI JAMBI SEMAKIN SULIT '' NILAI TUKAR NYA SEMAKIN MENURUN

JAMBI GLOBAL BY:TONI SAMRIANTO
Perlu Bantuan Pemerintah Mengurangi Biaya Produksi

Perkembangan nilai tukar petani Provinsi Jambi menurun. Ini disampaikan dalam rilis berita resmi statistik Provinsi Jambi kemarin (1/10), oleh Kepala BPS Jambi Dyan Pramono Effendi. Dibandingkan dengan bulan Agustus terjadi sedikit penurunan sebesar 0,49 persen. Penurunan ini masih sama dengan bulan sebelumnya disebabkan kenaikan harga hasil produksi pertanian relatif lebih rendah dibandingkan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga dan untuk keperluan produksi pertanian.

Nilai tukar petani diperoleh dengan perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga dibayarkan petani (dalam persen). Perbandingan ini merupakan indikator untuk melihat tingkat kemampuan daya beli masyarakat pedesaan. Perhatian pemerintah untuk mencermati ini perlu, karena sebagian besar penduduk Jambi adalah petani terutama pada sektor perkebunan yang terbesar, di samping tanaman pangan dan hortikultura.

Perkembangan nilai tukar ini merupakan hasil pantauan BPS terhadap harga di desa pada sembilan kabupaten. “Intinya, perbandingan ini terlihat petani masih besar pengeluaran dibandingkan penerimaan,” ujar kepala BPS Jambi.

Dari hal ini, dapat dilihat petani tidak menikmati kenaikan harga. Justru petani masih rugi karena menjual hasil dengan harga produsen dan membeli barang kembali dengan harga pasar.

Dilihat dalam persentase pada September, sub sektor peternakan masih mengalami kenaikan 1,83 persen dan subsektor perikanan naik 0,07 persen. Untuk nilai tukar petani pada subsektor lain mengalami penurunan, yakni subsektor tanaman pangan, subsektor hortikultura, dan subsektor tanaman perkebunan rakyat.

Terlihat posisi petani yang merupakan sebagian besar dipedesaan mengalami disimpastis, atau tidak beruntung. “Hal ini dikarenakan karena petani menjual dalam harga produsen, sedangkan membeli dengan harga pasar,” jelasnya.

Dengan demikian nilai tukar petani bulan September ini tercatat menurun dibandingkan Agustus sebelumnya sebesar 0,49 persen, dari 96,46 menjadi 95,98 persen pada September 2010.

Dari hasil ini, indeks nilai tukar petani yang dirilis bisa menjadi sumber kebijakan yang diambil Pemerintah Provinsi Jambi.

Selain itu, untuk membantu petani mengurangi produksi, pemerintah harus membantu atau melakukan tindakan yang pro petani. “Pemerintah dapat memberikan bantuan untuk mengurangi biaya produksi petani. Bantuan ini dapat berupa disediakannya sarana, subsidi pupuk, dan harga bibit yang terjangkau,” tandasnya.

Tidak ada komentar: