Locations of visitors to this page JAMBI GLOBAL: BANJIR WAISOR SBY KEDULUAN HILLARY CLINTON

Sabtu, 09 Oktober 2010

BANJIR WAISOR SBY KEDULUAN HILLARY CLINTON

JAMBI GLOBAL BY:TONI SAMRIANTO

Banjir Wasior


Hillary Rodham Clinton.
Persoalan politik luar negeri dengan Belanda tampaknya lebih menguras perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan jajarannya. Pembatalan lawatan ke Belanda yang bersamaan dengan bencana banjir bandang di Papua mendapatkan respons yang lebih besar.

Hingga Jumat (8/7/2010) ini, belum ada pernyataan Presiden mengenai bencana yang sudah menelan hampir 100 korban tewas. Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton sudah lebih dulu menyatakan keprihatinannya atas bencana tersebut.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Chairun Nisa, menyayangkan kurangnya perhatian pemerintah. "Masak bisa keduluan Hillary? Pemerintah seharusnya lebih dulu memberikan pernyataan dan menyampaikan apa saja kebijakan yang diambil untuk penanggulangan dan penanganan bencana itu. Bagaimanapun, ini bencana besar," ujar Chairun Nisa, saat dihubungi

Lambatnya respons politik pemerintah dinilai sebagai kurangnya perhatian atas apa yang terjadi pada rakyat. "Kalau sampai keduluan orang lain, kok sepertinya tidak sensitif terhadap rakyat yang kena musibah," katanya.

Meskipun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah turun ke lokasi, menurut Chairun Nisa, tidak cukup tanpa adanya pernyataan resmi pemerintah atas bencana itu. Para menteri juga diminta turun langsung untuk memastikan penanganan berjalan semestinya.

"Saya pikir harus segera ditangani korbannya banyak sekali. Walaupun sebenarnya, semua bencana ini alam, yang mungkin saja karena kesalahan manusia. Tidak cukup hanya BNPB, harus integratif dari kementerian lain. Menteri Kesehatan, Menteri Sosial, harus segera turun ke sana," kata anggota Fraksi Partai Golkar ini.

Seperti diberitakan, banjir bandang melanda Wasior, Papua Barat. Aktivitas kota itu lumpuh. Hingga pagi ini, jumlah korban tewas sudah mencapai 97 orang. Diyakini korban tewas akan terus bertambah mengingat timbunan lumpur di kota itu mencapai dua hingga tiga meter.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Rodham Clinton menyampaikan keprihatinan terhadap banjir di Papua Barat, Rabu (6/10/2010) di Washington. "Atas nama rakyat Amerika Serikat, kami menyampaikan simpati mendalam terhadap kerusakan dan jatuhnya korban jiwa akibat banjir dan longsor di Indonesia bagian timur, terutama di Provinsi Papua Barat," kata Hillary.

Dalam rapat kabinet, Kamis (7/10/20100), Presiden juga tidak menyinggung soal bencana alam ini. Saat itu kepala negara banyak mengulas soal anggaran belanja negara dan menyampaikan bantahan terkait anggaran negara untuk baju Presiden.

Tidak ada komentar: